GALERI KU HAL YANG MEMBUATKU SANGAT SENANG KETIKA DIWAKTU LUANG MENGENANG MASA SEKOLAH
Widget Animasi

Kamis, 20 Februari 2020

Makalah Teori Akuntansi Pelaporan Keuangan dan SAK

MAKALAH TEORI AKUNTANSI
PELAPORAN KEUANGAN DAN STANDAR AKUNTANSI


DISUSUN OLEH : KELOMPOK I
1. MAWADDA TURAHMA (1710091510657)
2. RAHMAWATI OCTAFIA (1710091510677)



S1 AKUNTANSI V/A
DOSEN PEMBIMBING: HELMIATI, SE, M, Ak
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) - BANGKINANG
BANGKINANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, puja dan puji hanya layak tercurahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas semua limpahan nikmat dan karunia-Nya dan shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak diteladani.
Makalah ini dibuat dalam rangka mengikuti Program Pembelajaran Teori Akuntansi mengenai Pelaporan Keuangan dan Standar Akuntansi.
Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi dalam membuat makalah ini tetapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik dan tepat pada waktunya, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Helmiati, SE, M. Ak selaku Dosen Pengajar.
Penulis menyimpulkan bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan makalah ini dan bermanfaat khususnya bagi Penulis dan Pembaca pada umumnya.

Bangkinang Kota, 10 September 2019

PENULIS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 3
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................ 3
1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................ 3
1.3 TUJUAN PENULISAN......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 5
2.1 AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN.................................... 5
2.2 ORGANISASI PEMBENTUK STANDAR AKUNTANSI
  DI AMERIKA....................................................................................... 12
BAB III PENUTUP......................................................................................... 21
3.1 KESIMPULAN...................................................................................... 21
3.2 SARAN.................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Salah satu sarana penunjang yang diperlukan oleh suatu perusahaan atau suatu unit ekonomi adalah standar akuntansi yang memungkinkan terlaksananya sistem informasi manajemen dengan baik. Standar akuntansi dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan yang layak serta memiliki daya banding sehingga dapat menyajikan informasi yang bernilai bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Standar akuntansi merupakan landasan atau petunjuk bagi mereka untuk melakukan praktek atau kegiatan di bidang akuntansi, agar laporan keuangan lebih berguna dan tidak menyesatkan.
Tetapi perlu diingat bahwa Standar Akuntansi Keuangan sebagai suatu pedoman yang diikuti kebiasaan tentulah bukan merupakan pedoman yang sifatnya universal dan berlaku mutlak sesuai keadaan, waktu dan tempat. Standar Akuntansi Keuangan dalam perkembangannnya tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lain, misalnya pandangan para ahli di bidang akuntansi, perkembangan politik dan ekonomi, peraturan pemerintah dan faktor-faktor lainnya.
1.2     Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan diatas, maka dapat diambil rumusan permasalahan sebagai berikut :
1.    Akuntansi dan Laporan Keuangan
2.    Organisasi Pembentuk Standar Akuntansi di Amerika
1.3     Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1.        Untuk memaparkan pengertian dari Akuntansi dan Laporan Keuangan.
2.        Untuk memaparkan tentang poin-poin akuntansi sebagai berikut:
§  Akuntansi sebagai suatu ideologi
§  Akuntansi sebagai catatan historis
§  Akuntansi sebagai realita ekonomi saat ini
§  Akuntansi sebagai sistem informasi
§  Akuntansi sebagai komoditi
§  Akuntansi sebagai pertanggung jawaban
§  Akuntansi sebagai teknologi.
3.        Sebagai salah satu bentuk penyelesaian tugas selaku Mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Bangkinang.













BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Akuntansi dan Laporan Keuangan
Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah memberikan informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.
*   Menurut Accounting Principles Board Statement No. 4 (tahun 1970) yang berjudul "Basic Concepts and Accounting Principles Underlying Financial Statements of Business Enterprises", akuntansi adalah: "sebuah aktivitas jasa, dimana fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif, terutama informasi mengenai keuangan dan entitas ekonomi, yang dimaksudkan akan menjadi berguna dalam pengambilan keputusan ekonomi (dalam membuat pilihan diantara berbagai alternatif yang ada)".
*   Menurut A Statement of Basic Accounting Theory (ASOBAT) yang diterbitkan oleh American Accounting Association (AAA) pada tahun 1966, akuntansi didefinisikan sebagai: "proses mengidentifikasi, mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi bagi para penggunanya dalam mempertimbangkan berbagai alternatif yang ada dan membuat kesimpulan".
*   Menurut American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), akuntansi adalah: "seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaran transaksi dan peristiwa keuangan dengan cara tertentu dan dalam ukuran moneter, termasuk penafsiran atas hasi-hasilnya".
Ada banyak pihak yang memberikan pandangan secara berbeda mengenai akuntansi, yaitu akuntansi sebagai suatu ideologi, bahasa, catatan historis, realita ekonomi, sistem informasi, komoditi, pertanggung jawaban, dan teknologi.


1)      Akuntansi sebagai suatu ideologi
Akuntansi dianggap sebagai suatu alat untuk melegitimasi keadaan dan struktur sosial, ekonomi, dan politik kapitalis. Bahkan menurut Karl Marx, akuntansi merupakan bentuk kesadaran yang palsu dan merupakan alat untuk memistikkan, bukan memberikan informasi yang benar tentang hubungan sosial yang membentuk lembaga produksi. Ideologi kapitalis telah menyebarkan paham bahwa yang menjadi penggerak produksi adalah pemilik modal, sedangkan menurut Karl Marx adalah bahwa pekerjalah yang seharusnya dianggap sebagai penggerak dan pemilik faktor produksi, yang pada akhirnya memiliki hak untuk menikmati hasil produksi. Akuntansi tidak bebas nilai, dan sering dijadikan sebagai alat untuk melegitimasi dan mendukung ideologi kapitalis atau penguasa organisasi.
Organisasi terbentuk dari sekumpulan manusia. Misi dan tujuan organisasi seharusnya disesuaikan dengan sikap hidup dan filosofi dari manusianya selaku pembentuk organisasi. Kalau ideologi seseorang berbeda dengan ideologi yang telah melahirkan akuntansi konvensional (kapitalis), maka konsep akuntansi yang dipakai juga seharusnya berbeda. Pada kenyataannya, konsep akuntansi yang mendominasi praktek saat ini adalah konsep akuntansi yang dilahirkan dari paham kapitalis (ideologi negara barat).
2)      Akuntansi sebagai bahasa bisnis
Akuntansi sering dianggap sebagai bahasa bisnis, yang fungsinya adalah untuk mengkomunikasikan informasi mengenai perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Lewat bahasa akuntansi inilah, pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan dapat memperoleh gambaran mengenai kondisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan.


Sama seperti halnya dengan bahasa, akuntansi juga memiliki simbol-simbol, istilah, dan kata-kata, yang terkadang hanya dapat dipahami oleh mereka yang mengetahui atau mengerti tentang akuntansi. Contohnya adalah mengenai istilah debet-kredit, akun (perkiraan), jurnal penutup, buku besar, neraca, jurnal pembalik, dan lain-lain.
Kalau bahasa memiliki tata bahasa, maka akuntansi juga memiliki aturan-aturan atau ketentuan yang memungkinkan stakeholders memahami pesan yang disampaikan perusahaan. Contohnya adalah ketentuan atau aturan mengenai persamaan dasar akuntansi, saldo normal, proses penyesuaian, mekanisme pembuatan jurnal penutup, pengakuan pendapatan dan beban, pencatatan dan penilaian persediaan, penghapusan piutang tak tertagih, pengakuan bunga berjalan, dan lain-lain.
3)      Akuntansi sebagai catatan historis
Kalau kita berbicara mengenai akuntansi, maka sesungguhnya yang menjadi pusat perhatian dari pelaporan adalah data transaksi keuangan (bisnis) yang telah lewat. Akuntansi dianggap sebagai wahana untuk memberikan gambaran tentang sejarah organisasi dan transaksi yang dilakukannya dengan lingkungannya pada masa yang telah lewat. Catatan ini akan menunjukkan bagaimana manajemen mengelola sumber daya perusahaan. Data historis ini (yang dapat diukur dan dikuantifikasi) akan dicatat dalam jurnal, diposting ke buku besar, dan kemudian menghasilkan laporan keuangan.
4)      Akuntansi sebagai realita ekonomi saat ini
Akuntansi dianggap dapat memberikan gambaran mengenai keadaan atau realita ekonomi perusahaan pada saat ini. Konsekuensinya adalah bahwa aktiva dan kewajiban perusahaan harus dicatat dan dilaporkan dengan menggunakan nilai pasar wajar saat ini, bukan biaya historis. Dalam praktek, antara penggunaan biaya historis dan nilai pasar wajar sebagai atribut pengukuran seringkali masih menjadi perdebatan.

Ada pihak yang beranggapan bahwa penggunaan biaya historis sebagai dasar pencatatan dan pelaporan memiliki keunggulan dibandingkan dengan atribut pengukuran lainnya, yaitu lebih dapat dihandalkan. Secara umum, pengguna laporan keuangan lebih memilih menggunakan biaya historis karena memberikan tolak ukur yang lebih dapat dipercaya (lebih objektif). Sedangkan pihak lainnya justru beranggapan bahwa informasi yang disajikan berdasarkan nilai pasar wajar adalah lebih relevan bagi pengguna laporan keuangan dibanding dengan biaya historis. Pengukuran dengan menggunakan nilai wajar, menyediakan gambaran yang lebih baik tentang nilai aktiva dan kewajiban perusahaan.
5)      Akuntansi sebagai sebuah sistem informasi
Akuntansi merupakan teknik yang menggambarkan proses hubungan antara sumber data keuangan dengan para penerima informasi melalui saluran komunikasi tertentu yang dinamakan siklus akuntansi.
Seluruh data transaksi yang telah dicatat dalam jurnal akan di pindah-bukukan (diposting) ke dalam buku besar sesuai dengan klasifikasi masing-masing akun terkait. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan neraca saldo, menganalisis data penyesuaian, menyiapkan ayat jurnal penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, laporan keuangan, ayat jurnal penutup, neraca saldo setelah penutupan, dan ayat jurnal pembalik. Proses akuntansi yang diawali dengan menganalisis dan menjurnal transaksi, dan yang diakhiri dengan membuat laporan dinamakan sebagai siklus akuntansi (accounting cycle). Produk akhir dari siklus akuntansi ini adalah laporan keuangan.
6)      Akuntansi sebagai komoditi
Komoditi adalah barang yang dibutuhkan konsumen karena daya gunanya. Output akuntansi yang berupa laporan keuangan, yang berisi informasi mengenai posisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan, adalah merupakan hasil dari sebuah sistem akuntansi. Output ini sangat dibutuhkan oleh para penggunanya terutama dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Baik keputusan investasi, kredit, maupun keputusan serupa lainnya. Komoditi ini akan tetap diproduksi dan dicari apabila dapat memberikan manfaat kepada para penggunanya. Dalam era informasi (globalisasi) ini, profesi akuntansi harus mampu mengatasi resiko atas kemungkinan tidak terpenuhinya kebutuhan users akan informasi keuangan. Sudah saatnya bagi profesi akuntansi untuk memulai mengambil tindakan-tindakan yang dapat menjamin utilitas laporan keuangan di masa mendatang.
7)      Akuntansi sebagai pertanggung jawaban
Laporan keuangan, sebagai produk akhir dari serangkaian akuntansi, merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban manajemen kepada pihak principal (investor, pemilik dana) untuk melaporkan hasil atau kinerja yang telah dilakukan sepanjang periode. Dalam hal ini, manajemen bertindak selaku agen atau pihak yang telah diberi wewenang dan kepercayaan penuh oleh principal untuk mengelola assets atau bisnis perusahaan. Dengan adanya laporan pertanggung jawaban ini, maka sumber daya ekonomi yang telah dipercayakan oleh principal untuk dikelola manajemen dapat ditelusuri.
8)      Akuntansi sebagai teknologi
Teori akuntansi merupakan bagian dari praktek. Agar teori akuntansi bisa dipakai dalam praktek maka diperlukan sebuah teknologi untuk menjembatani antara teori tersebut dengan praktek. Teknologi bisa berdimensi teori dan praktek, dimana memiliki struktur ilmiah yang berlandaskan logika, dan juga berdimensi intuitif atau judgment yang berasal dari kenyataan sosial. Kalau teori berguna untuk menjawab pertanyaan "mengapa", sedangkan teknologi menjawab pertanyaan "bagaimana caranya". Jadi, akuntansi adalah sebuah teknologi perangkat lunak, yang ditujukan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku variabel-variabel sosial atau ekonomi tertentu. Wujud yang nyata dari akuntansi sebagai perangkat lunak adalah bahwa akuntansi merupakan disiplin ilmu rekayasa informasi dan pengendalian keuangan.
Kalau tadi kita berbicara mengenai sifat dan pengertian akuntansi, maka sekarang kita akan melihat mengenai apa yang dimaksud dengan laporan keuangan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
Tujuan khusus laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Sedangkan tujuan umum laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah:
1.      Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan.
2.      Memberikan informasi yang terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha dalam mencari laba.
3.      Memungkinkan untuk menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4.      Memberikan informasi yang diperlukan lainnya tentang perubahan aktiva dan kewajiban.
5.      Mengungkapkan informasi relevan lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 1 menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.

Urutan laporan keuangan berdasarkan proses penyajiannya adalah:
1.      Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan laba rugi ini akhirnya memuat informasi mengenai hasil usaha perusahaan, yaitu laba/rugi bersih yang merupakan hasil dari pendapatan dikurangi beban.
2.      Laporan Modal Pemilik (Statement of Owner's Equity) adalah sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam modal pemilik suatu perusahaan untuk satu periode waktu tertentu (laporan perubahan modal). Modal pemilik akan bertambah dengan adanya investasi (setoran modal) dan laba bersih, sebaliknya modal pemilik akan berkurang dengan adanya prive (penarikan/pengambilan uang tunai untuk kepentingan pribadi pemilik) dan rugi bersih. Pada perusahaan perseroan (corporation), laporan laba ditahan (retained earnings statement) dibuat untuk menyajikan ikhtisar perubahan dalam saldo laba ditahan. Deviden kas maupun deviden saham yang diumumkan sepanjang periode akan mengurangi besarnya saldo laba ditahan.
3.      Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban dan modal perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
4.      Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada aktivitas pendanaan (pembiayaan) untuk satu periode waktu tertentu. Laporan arus kas menunjukkan besarnya kenaikan dan penurunan bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode.
Selain itu, catatan atas laporan keuangan (notes to the financial statements) merupakan bagian integral (satu kesatuan) yang tidak dapat dipisahkan dari komponen laporan keuangan lainnya. Tujuan catatan ini adalah untuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.
2.2     Organisasi Pembentuk Standar Akuntansi di Amerika
Standar akuntansi mencakup konvensi, peraturan, dan prosedur yang telah disusun dan disahkan oleh sebuah lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada saat tertentu. Standar ini merupakan konsensus pada saat itu tentang cara pencatatan sumber-sumber ekonomi, kewajiban, modal, pendapatan, biaya, dan pelaporannya dalam bentuk laporan keuangan. Dalam standar ini dijelaskan transaksi apa yang harus dicatat, bagaimana mencatatnya, dan bagaimana mengungkapkannya dalam laporan keuangan yang akan disajikan. Standar akuntansi ini merupakan masalah penting dalam dunia profesi akuntansi, termasuk bagi para pemakai laporan keuangan. Oleh karena itu, mekanisme pembentukan standar akuntansi haruslah diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan secara terus-menerus berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman, dunia usaha, dan kemajuan teknologi.
Ada empat organisasi yang memiliki pengaruh besar dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di Amerika, yaitu
1.      Securities and Exchange Commission (SEC)
2.      American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
3.      Financial Accounting Standards Board (FASB)
4.      Governmental Accounting Standards Board (GASB)

1. Securities and Exchange Commission (SEC)
Pelaporan keuangan kepada pihak eksternal senantiasa dikembangkan seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan transaksi pasar modal. SEC dibentuk pertama kalinya pada tahun 1934, dimana peran utamanya adalah untuk mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai (publik). Seluruh perusahaan yang dimana sahamnya dimiliki publik diharuskan oleh SEC untuk melengkapi laporan keuangan tahunan, laporan keuangan kwartalan, dan informasi lainnya secara berkala mengenai peristiwa-peristiwa yang dianggap signifikan. SEC juga mewajibkan perusahaan publik agar laporan keuangan eksternalnya diaudit oleh akuntan independen.
SEC dibentuk bukan dengan maksud untuk mencegah terjadinya spekulasi transaksi perdagangan sekuritas, akan tetapi untuk membantu bahwa investor memiliki informasi yang memadai mengenai perusahaan investee. SEC sangat fokus terhadap pelaporan keuangan perusahaan publik dan pengembangan standar akuntansi. SEC juga secara seksama memonitor proses pembentukan standar akuntansi di Amerika. SEC membantu mengembangkan dan menstandarisasi informasi keuangan yang disajikan kepada para pemegang saham.
SEC memiliki mandat untuk menetapkan prinsip-prinsip akuntansi. Karena itu, perusahaan sektor swasta harus mendengar secara seksama pandangan-pandangan SEC seputar pelaporan keuangan. Seperti telah disebut di atas, perusahaan yang terdaftar di bursa efek diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangan mereka kepada SEC. Jika SEC mendapati bahwa ada perusahaan publik yang dimana laporan keuangannya mengandung ketidaksesuaian dengan standar akuntansi atau menyalahi prinsip pengungkapan informasi (disclosure), maka SEC melalui surat pernyataannya akan meminta perusahaan bersangkutan untuk menanggapi dan memperbaikinya.
Namun, jika tidak juga ditanggapi, maka SEC memiliki kekuasaan untuk mengeluarkan perintah penghentian, yang melarang perusahaan publik yang bersangkutan menerbitkan dan memperdagangkan sekuritas di bursa.
2. American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
AICPA adalah sebuah organisasi profesi akuntan publik di Amerika. Organisasi ini didirikan pada tahun 1887 dan menerbitkan jurnal bulanan dengan nama "Journal of Accountancy". AICPA memiliki peran penting dalam pengembangan dan pembentukan standar akuntansi, termasuk penyiapan (penyelenggaraan) ujian sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan bagi para akuntan publik. AICPA juga secara terus menerus tetap fokus menjaga integritas profesi akuntan publik, diantaranya adalah melalui pembentukan kode etik profesi dan program pengendalian mutu, dimana meliputi proses telaah sejawat (peer review) kantor akuntan publik yang dilakukan oleh kantor akuntan publik lain.
Atas desakan SEC, pada tahun 1939 AICPA membentuk Committee on Accounting Procedure (CAP). CAP, yang beranggotakan akuntan praktisi, menerbitkan 51 Accounting Research Bulletins yang menangani berbagai masalah akuntansi sepanjang tahun 1939 sampai dengan tahun 1959. Namun pendekatan masalah per masalah ini gagal memberikan kerangka prinsip akuntansi yang terstruktur sebagaimana yang dibutuhkan dan yang diinginkan. Untuk itu, pada tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting Principles Board (APB).
Tugas utama dari APB adalah mengajukan rekomendasi secara tertulis mengenai prinsip akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta ketidakkonsistenan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu.


Anggota APB yang berjumlah 18 hingga 21 orang, sebagian besar merupakan akuntan publik, ditambah dengan wakil-wakil dari industri, dan akademisi. Untuk mendukung tugas utamanya, APB mengembangkan kerangka kerja konseptual akuntansi secara menyeluruh demi membantu memecahkan masalah yang timbul saat itu, serta juga melakukan penelitian-penelitian atas substansi berbagai masalah akuntansi yang ada. Atas dasar hasil studi riset inilah, APB mengeluarkan ketetapan-ketetapan, yang kemudian dikenal sebagai opini APB. Sejak awal berdirinya APB tahun 1959 sampai dengan dibubarkannya pada tahun 1973, APB telah mengeluarkan 31 opini.
Seiring dengan berjalannya waktu, kecaman-kecaman atas kinerja APB bermunculan. APB dianggap kurang produktif dan gagal bertindak cepat dalam menangani kasus-kasus penyimpangan akuntansi yang terjadi pada saat itu. APB mendapat kecaman, baik dari industri, kantor akuntan, maupun pemerintah. Pada tahun 1971, ketua profesi akuntansi di Amerika, dalam upaya mencegah intervensi lebih lanjut dari pemerintah, membentuk Study Group on Establishment of Accounting Principles. Komite ini diketuai oleh Francis Wheat, dan secara luas dikenal dengan nama Wheat Committee. Komite ini bertugas untuk mengkaji ulang struktur organisasi dan operasi APB serta menentukan perubahan apa yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik dalam penyelesaian masalah akuntansi. Tujuan dari pada perubahan tersebut adalah tidak lain untuk mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap pelaporan keuangan. Pada tahun 1972, hasil studi ini kemudian disampaikan kepada Dewan AICPA, lalu diadopsi secara menyeluruh dan diimplementasikan pada awal tahun 1973. Hasil studi ini juga pada akhirnya mengakibatkan dibubarkannya APB. Wheat Committee lalu merekomendasikan pembentukan FAF (Financial Accounting Foundation), FASB (Financial Accounting Standards Board), dan FASAC (Financial Accounting Standards Advisory Council).
Di samping juga merekomendasikan agar standar yang ditetapkan adalah standar yang mudah digunakan atau dengan kata lain memiliki kepraktisan di dalam penerapannya. Selama beberapa dekade, AICPA telah menjalankan tugasnya sebagai lokomotif pengembangan prinsip-prinsip akuntansi, di samping juga meregulasi profesi akuntan publik. Ketika APB dibubarkan dan digantikan oleh FASB, AICPA membentuk Accounting Standards Executive Committee (AcSEC) sebagai komite yang berwenang berbicara atas nama AICPA di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan. Berbagai ketetapan-ketetapan yang dihasilkan oleh komite ini adalah Pedo man Audit dan Akuntansi Industri, Statement of Position (SOP), dan Buletin Praktek.
Pedoman Audit dan Akuntansi Industri mengikhtisarkan praktek-praktek akuntansi dari industri tertentu dan menyediakan pedoman (arahan) khusus menyangkut masalah-masalah yang tidak ditangani FASB. Contohnya adalah akuntansi untuk kasino, maskapai penerbangan, sekolah dan universitas, bank, perusahaan asuransi, dan banyak lainnya. Statement of Position (SOP) menyediakan pedoman atas topik-topik pelaporan keuangan sampai FASB menetapkan standar untuk topik-topik tersebut. SOP bisa memperbaharui, merevisi, atau mengklarifikasi pedoman-pedoman audit dan akuntansi, atau bahkan menyediakan pedoman independen. Sedangkan Buletin Praktek berisi pandangan AcSEC menyangkut masalah pelaporan keuangan yang lebih sempit, yang tidak ditangani oleh FASB.
Akhir-akhir ini, peran AICPA dalam penetapan standar akuntansi telah dikurangi. FASB dan AICPA telah sepakat bahwa AICPA dan AcSEC tidak lagi mengeluarkan pedoman akuntansi untuk perusahaan publik. Namun demikian, AICPA tetap merupakan pemimpin dalam pengembangan standar audit melalui Auditing Standards Board. AICPA juga terus mengembangkan dan mengadakan ujian sertifikasi akuntan publik di 50 negara bagian di Amerika Serikat.

3. Financial Accounting Standards Board (FASB)
FASB merupakan organisasi sektor swasta yang bertanggung jawab dalam pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB didirikan pada tahun 1973, menggantikan APB. Seperti yang telah disebut di atas, APB digantikan oleh karena kehilangan kredibilitasnya di mata komunitas bisnis saat itu.
FASB beranggotakan 7 orang purna-waktu (full-time) dan mendapat gaji untuk masa tugas 5 tahun, serta dapat diperpanjang. Anggota FASB berasal dari berbagai latar belakang (audit, akuntansi korporasi, jasa keuangan, dan akademisi). Berbeda dengan anggota APB yang di mana sebagian besarnya harus merupakan akuntan publik dan anggota AICPA; dewasa ini anggota FASB tidak harus seorang akuntan publik. Karena anggota FASB bekerja secara purna-waktu, maka diharuskan melepaskan seluruh jabatan lamanya yang diemban di organisasi lainnya; tidak seperti anggota APB, yang dimana tidak dibayar dan bersifat paruh-waktu (part-time), serta dapat tetap memegang jabatan lama di organisasi lainnya. Dengan kata lain, anggota FASB diharuskan memutuskan semua ikatan yang ada dengan organisasi lainnya di luar FASB.
Penunjukan anggota FASB yang baru dilakukan oleh Financial Accounting Foundation (FAF). FAF adalah sebuah badan independen, sama seperti FASB, yang dibentuk dengan wakil dari profesi akuntansi, komunitas bisnis, pemerintah, dan akademisi. Akan tetapi, FAF tidak memiliki kekuasaan untuk menetapkan standar akuntansi, dan anggotanya bekerja secara paruh-waktu. FAF layaknya dewan direksi, dimana mengawasi aktivitas operasi FASB dan mendanainya. Selain riset yang dilakukan oleh para staf FASB sendiri, FASB juga mengandalkan keahlian dari berbagai gugus tugas yang dibentuk untuk beragam proyek serta Financial Accounting Standards Advisory Council (FASAC).

FASAC bertanggung jawab memberi nasehat kepada FASB menyangkut kebijakan penting dan isu-isu teknis serta membantu merekrut anggota gugus tugas. Anggota FASAC sendiri direkrut langsung oleh FAF.
Fungsi utama dari FASB adalah mempelajari masalah akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi. Standar ini dipublikasikan sebagai Statements of Financial Accounting Standards (SFAS). FASB juga menerbitkan Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang memberikan kerangka kerja konseptual dimana memungkinkan untuk dikembangkannya standar akuntansi khusus. SFAC diterbitkan pada tahun 1978 sebagai konsep fundamental yang akan digunakan FASB dalam mengembangkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan di masa depan. Tidak seperti SFAS, Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) bukan merupakan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB dipandang sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Selain itu, FASB juga mengeluarkan interpretasi yang merupakan modifikasi atau perluasan dari standar yang ada. Interpretasi memiliki otoritas yang setara dengan standar dan memerlukan suara yang sama banyaknya dengan suara yang dibutuhkan untuk menerbitkan sebuah standar. Kemunculan standar maupun interpretasi yang baru memerlukan dukungan suara sebanyak 4 dari 7 anggota dewan. FASB juga menerbitkan Buletin Teknis yang memberikan pedoman atas masalah akuntansi tertentu secara tepat waktu. Namun, Buletin Teknis ini memiliki otoritas yang lebih rendah dibanding dengan otoritas yang dimiliki oleh ketetapan berupa standar maupun interpretasi.



Dalam menetapkan standar akuntansi keuangan, FASB harus tanggap terhadap kebutuhan dari seluruh komunitas dan menetapkannya secara transparan di depan publik. Hal ini dilakukan dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya secara adil (tanpa memihak) kepada semua komunitas terkait untuk mengungkapkan pendapat mereka sebelum standar yang baru diterbitkan dan diberlakukan. Proses dari penetapan standar tersebut adalah sebagai berikut:
1.        Topik-topik diidentifikasi dan dimasukkan ke dalam agenda kerja FASB
2.        Riset dan analisis dilakukan serta dibuatkan memorandum yang menyangkut pro dan kontra
3.        Dengar pendapat publik terhadap standar yang diusulkan FASB
4.        Memberikan kesempatan akhir kepada publik untuk menanggapinya, sambil mengkaji dan mengevaluasi secara menyeluruh hasil riset dan tanggapan publik serta menerbitkan exposure draft
5.        Kemudian jika tidak ada lagi perubahan, maka ditetapkanlah final sebagai standar.
Metode penetapan standar yang diterapkan FASB cenderung mendapatkan kritikan. Dalam upaya untuk menanggapi kritikan tersebut dan menyediakan pedoman secara tepat waktu atas masalah-masalah akuntansi yang timbul, akhirnya pada tahun 1984 FASB membentuk Emerging Issues Task Force (EITF) yang beranggotakan perwakilan kantor akuntan dan pembuat laporan keuangan. Gugus tugas EITF ini berfungsi untuk membantu FASB dalam melakukan identifikasi dini atas masalah-masalah akuntansi yang timbul yang mempengaruhi pelaporan keuangan. Jadi, tujuan dari dibentuknya gugus tugas ini adalah untuk menciptakan sebuah konsensus (kesepakatan) tentang bagaimana memperlakukan transaksi keuangan yang sifatnya baru dan tidak biasa. Contohnya adalah bagaimana perlakuan akuntansi untuk mencatat dan melaporkan program pensiun karyawan, dan sebagainya.
EITF juga telah sukses dalam membuat panduan secara tepat waktu untuk melaporkan kerugian yang timbul akibat serangan teroris terhadap gedung World Trade Center pada tanggal 11 September 2001 yang lalu.
4. Governmental Accounting Standards Board (GASB)
GASB dibentuk pada tahun 1984 oleh FAF dengan tugas menetapkan standar akuntansi keuangan pemerintah. Struktur organisasi GASB serupa dengan struktur FASB. GASB memiliki dewan penasehat yang bernama Governmental Accounting Standards Advisory Council (GASAC).

BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
Akuntansi  adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan dan laporan keuangan. Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modalorganisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted Accounting Principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi.
Standar akuntansi dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan yang layak serta memiliki daya banding sehingga dapat menyajikan informasi yang bernilai bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Standar akuntansi merupakan landasan atau petunjuk bagi mereka untuk melakukan praktek atau kegiatan di bidang akuntansi, agar laporan keuangan lebih berguna dan tidak menyesatkan.
3.2     Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA
Hery. 2017. “Teori Akuntansi : Pendekatan Konsep dan Analisis”. Jakarta : PT Grasindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar