MAKALAH TEORI AKUNTANSI
PELAPORAN KEUANGAN
DAN STANDAR AKUNTANSI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
1. MAWADDA TURAHMA (1710091510657)
2. RAHMAWATI OCTAFIA
(1710091510677)
S1
AKUNTANSI V/A
DOSEN PEMBIMBING: HELMIATI, SE, M, Ak
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) - BANGKINANG
BANGKINANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA
PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah,
puja dan puji hanya layak tercurahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
semua limpahan nikmat dan karunia-Nya dan shalawat serta salam tercurahkan
kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia istimewa yang
seluruh perilakunya layak diteladani.
Makalah ini dibuat
dalam rangka mengikuti Program Pembelajaran Teori Akuntansi mengenai Pelaporan Keuangan dan Standar Akuntansi.
Banyak kesulitan dan
hambatan yang penulis hadapi dalam membuat makalah ini tetapi dengan semangat
dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis
mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik dan tepat pada waktunya, oleh
karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu
Helmiati, SE, M. Ak selaku Dosen Pengajar.
Penulis menyimpulkan
bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penulis menerima saran
dan kritik, guna kesempurnaan makalah ini dan bermanfaat khususnya bagi Penulis
dan Pembaca pada umumnya.
Bangkinang Kota, 10 September 2019
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 3
1.1
LATAR BELAKANG............................................................................ 3
1.2
RUMUSAN MASALAH........................................................................ 3
1.3
TUJUAN PENULISAN......................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 5
2.1
AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN.................................... 5
2.2
ORGANISASI PEMBENTUK STANDAR AKUNTANSI
DI AMERIKA....................................................................................... 12
BAB III PENUTUP......................................................................................... 21
3.1
KESIMPULAN...................................................................................... 21
3.2
SARAN.................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Salah satu sarana
penunjang yang diperlukan oleh suatu perusahaan atau suatu unit ekonomi adalah
standar akuntansi yang memungkinkan terlaksananya sistem informasi manajemen
dengan baik. Standar akuntansi dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam
menyusun laporan keuangan yang layak serta memiliki daya banding sehingga dapat
menyajikan informasi yang bernilai bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Standar akuntansi merupakan landasan atau petunjuk bagi mereka untuk melakukan
praktek atau kegiatan di bidang akuntansi, agar laporan keuangan lebih berguna
dan tidak menyesatkan.
Tetapi perlu diingat
bahwa Standar Akuntansi Keuangan sebagai suatu pedoman yang diikuti kebiasaan
tentulah bukan merupakan pedoman yang sifatnya universal dan berlaku mutlak
sesuai keadaan, waktu dan tempat. Standar Akuntansi Keuangan dalam
perkembangannnya tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor lain, misalnya
pandangan para ahli di bidang akuntansi, perkembangan politik dan ekonomi,
peraturan pemerintah dan faktor-faktor lainnya.
1.2 Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang permasalahan diatas, maka dapat diambil rumusan permasalahan
sebagai berikut :
1.
Akuntansi
dan Laporan Keuangan
2.
Organisasi
Pembentuk Standar Akuntansi di Amerika
1.3 Tujuan
Penulisan
Tujuan dari penulisan
makalah ini, yaitu sebagai berikut :
1.
Untuk memaparkan pengertian dari
Akuntansi dan Laporan Keuangan.
2.
Untuk memaparkan tentang
poin-poin akuntansi sebagai berikut:
§
Akuntansi sebagai suatu ideologi
§
Akuntansi sebagai catatan
historis
§
Akuntansi sebagai realita ekonomi
saat ini
§
Akuntansi sebagai sistem
informasi
§
Akuntansi sebagai komoditi
§
Akuntansi sebagai pertanggung
jawaban
§
Akuntansi sebagai teknologi.
3.
Sebagai salah satu bentuk
penyelesaian tugas selaku Mahasiswa Jurusan Akuntansi STIE Bangkinang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Akuntansi
dan Laporan Keuangan
Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah memberikan
informasi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan.



Ada banyak pihak yang memberikan
pandangan secara berbeda mengenai akuntansi, yaitu akuntansi sebagai suatu
ideologi, bahasa, catatan historis, realita ekonomi, sistem informasi,
komoditi, pertanggung jawaban, dan teknologi.
1) Akuntansi
sebagai suatu ideologi
Akuntansi dianggap sebagai suatu alat untuk
melegitimasi keadaan dan struktur sosial, ekonomi, dan politik kapitalis.
Bahkan menurut Karl Marx, akuntansi merupakan bentuk kesadaran yang palsu dan
merupakan alat untuk memistikkan, bukan memberikan informasi yang benar tentang
hubungan sosial yang membentuk lembaga produksi. Ideologi kapitalis telah
menyebarkan paham bahwa yang menjadi penggerak produksi adalah pemilik modal,
sedangkan menurut Karl Marx adalah bahwa pekerjalah yang seharusnya dianggap
sebagai penggerak dan pemilik faktor produksi, yang pada akhirnya memiliki hak
untuk menikmati hasil produksi. Akuntansi tidak bebas nilai, dan sering
dijadikan sebagai alat untuk melegitimasi dan mendukung ideologi kapitalis atau
penguasa organisasi.
Organisasi terbentuk dari sekumpulan manusia. Misi dan
tujuan organisasi seharusnya disesuaikan dengan sikap hidup dan filosofi dari
manusianya selaku pembentuk organisasi. Kalau ideologi seseorang berbeda dengan
ideologi yang telah melahirkan akuntansi konvensional (kapitalis), maka konsep
akuntansi yang dipakai juga seharusnya berbeda. Pada kenyataannya, konsep
akuntansi yang mendominasi praktek saat ini adalah konsep akuntansi yang
dilahirkan dari paham kapitalis (ideologi negara barat).
2)
Akuntansi sebagai bahasa bisnis
Akuntansi sering dianggap sebagai bahasa bisnis, yang
fungsinya adalah untuk mengkomunikasikan informasi mengenai perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders).
Lewat bahasa akuntansi inilah, pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap
perusahaan dapat memperoleh gambaran mengenai kondisi keuangan dan hasil
kinerja perusahaan.
Sama seperti halnya dengan bahasa, akuntansi juga
memiliki simbol-simbol, istilah, dan kata-kata, yang terkadang hanya dapat
dipahami oleh mereka yang mengetahui atau mengerti tentang akuntansi. Contohnya
adalah mengenai istilah debet-kredit, akun (perkiraan), jurnal penutup, buku
besar, neraca, jurnal pembalik, dan lain-lain.
Kalau bahasa memiliki tata bahasa, maka akuntansi juga
memiliki aturan-aturan atau ketentuan yang memungkinkan stakeholders memahami pesan yang disampaikan perusahaan. Contohnya
adalah ketentuan atau aturan mengenai persamaan dasar akuntansi, saldo normal,
proses penyesuaian, mekanisme pembuatan jurnal penutup, pengakuan pendapatan
dan beban, pencatatan dan penilaian persediaan, penghapusan piutang tak
tertagih, pengakuan bunga berjalan, dan lain-lain.
3)
Akuntansi sebagai catatan
historis
Kalau kita berbicara mengenai akuntansi, maka
sesungguhnya yang menjadi pusat perhatian dari pelaporan adalah data transaksi
keuangan (bisnis) yang telah lewat. Akuntansi dianggap sebagai wahana untuk
memberikan gambaran tentang sejarah organisasi dan transaksi yang dilakukannya
dengan lingkungannya pada masa yang telah lewat. Catatan ini akan menunjukkan
bagaimana manajemen mengelola sumber daya perusahaan. Data historis ini (yang
dapat diukur dan dikuantifikasi) akan dicatat dalam jurnal, diposting ke buku
besar, dan kemudian menghasilkan laporan keuangan.
4)
Akuntansi sebagai realita ekonomi
saat ini
Akuntansi dianggap dapat memberikan gambaran mengenai
keadaan atau realita ekonomi perusahaan pada saat ini. Konsekuensinya adalah
bahwa aktiva dan kewajiban perusahaan harus dicatat dan dilaporkan dengan
menggunakan nilai pasar wajar saat ini, bukan biaya historis. Dalam praktek,
antara penggunaan biaya historis dan nilai pasar wajar sebagai atribut
pengukuran seringkali masih menjadi perdebatan.
Ada pihak yang beranggapan bahwa penggunaan biaya
historis sebagai dasar pencatatan dan pelaporan memiliki keunggulan
dibandingkan dengan atribut pengukuran lainnya, yaitu lebih dapat dihandalkan.
Secara umum, pengguna laporan keuangan lebih memilih menggunakan biaya historis
karena memberikan tolak ukur yang lebih dapat dipercaya (lebih objektif).
Sedangkan pihak lainnya justru beranggapan bahwa informasi yang disajikan
berdasarkan nilai pasar wajar adalah lebih relevan bagi pengguna laporan
keuangan dibanding dengan biaya historis. Pengukuran dengan menggunakan nilai
wajar, menyediakan gambaran yang lebih baik tentang nilai aktiva dan kewajiban
perusahaan.
5)
Akuntansi sebagai sebuah sistem
informasi
Akuntansi merupakan teknik yang menggambarkan proses
hubungan antara sumber data keuangan dengan para penerima informasi melalui
saluran komunikasi tertentu yang dinamakan siklus akuntansi.
Seluruh data transaksi yang telah dicatat dalam jurnal
akan di pindah-bukukan (diposting) ke dalam buku besar sesuai dengan
klasifikasi masing-masing akun terkait. Langkah selanjutnya adalah menyiapkan
neraca saldo, menganalisis data penyesuaian, menyiapkan ayat jurnal
penyesuaian, neraca saldo setelah penyesuaian, laporan keuangan, ayat jurnal
penutup, neraca saldo setelah penutupan, dan ayat jurnal pembalik. Proses
akuntansi yang diawali dengan menganalisis dan menjurnal transaksi, dan yang
diakhiri dengan membuat laporan dinamakan sebagai siklus akuntansi (accounting cycle). Produk akhir dari
siklus akuntansi ini adalah laporan keuangan.
6)
Akuntansi sebagai komoditi
Komoditi adalah barang yang dibutuhkan konsumen karena
daya gunanya. Output akuntansi yang berupa laporan keuangan, yang berisi
informasi mengenai posisi keuangan dan hasil kinerja perusahaan, adalah
merupakan hasil dari sebuah sistem akuntansi. Output ini sangat dibutuhkan oleh
para penggunanya terutama dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Baik keputusan investasi, kredit, maupun keputusan
serupa lainnya. Komoditi ini akan tetap diproduksi dan dicari apabila dapat
memberikan manfaat kepada para penggunanya. Dalam era informasi (globalisasi)
ini, profesi akuntansi harus mampu mengatasi resiko atas kemungkinan tidak
terpenuhinya kebutuhan users akan
informasi keuangan. Sudah saatnya bagi profesi akuntansi untuk memulai
mengambil tindakan-tindakan yang dapat menjamin utilitas laporan keuangan di
masa mendatang.
7)
Akuntansi sebagai pertanggung jawaban
Laporan keuangan, sebagai produk akhir dari
serangkaian akuntansi, merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban manajemen
kepada pihak principal (investor, pemilik dana) untuk melaporkan hasil atau
kinerja yang telah dilakukan sepanjang periode. Dalam hal ini, manajemen
bertindak selaku agen atau pihak yang telah diberi wewenang dan kepercayaan
penuh oleh principal untuk mengelola assets
atau bisnis perusahaan. Dengan adanya laporan pertanggung jawaban ini, maka
sumber daya ekonomi yang telah dipercayakan oleh principal untuk dikelola manajemen
dapat ditelusuri.
8)
Akuntansi sebagai teknologi
Teori akuntansi merupakan bagian dari praktek. Agar
teori akuntansi bisa dipakai dalam praktek maka diperlukan sebuah teknologi
untuk menjembatani antara teori tersebut dengan praktek. Teknologi bisa
berdimensi teori dan praktek, dimana memiliki struktur ilmiah yang berlandaskan
logika, dan juga berdimensi intuitif atau judgment yang berasal dari kenyataan
sosial. Kalau teori berguna untuk menjawab pertanyaan "mengapa",
sedangkan teknologi menjawab pertanyaan "bagaimana caranya". Jadi,
akuntansi adalah sebuah teknologi perangkat lunak, yang ditujukan untuk
menjelaskan dan memprediksi perilaku variabel-variabel sosial atau ekonomi
tertentu. Wujud yang nyata dari akuntansi sebagai perangkat lunak adalah bahwa
akuntansi merupakan disiplin ilmu rekayasa informasi dan pengendalian keuangan.
Kalau tadi kita
berbicara mengenai sifat dan pengertian akuntansi, maka sekarang kita akan
melihat mengenai apa yang dimaksud dengan laporan keuangan. Laporan keuangan
pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
alat untuk mengkomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini
berfungsi sebagai alat informasi yang menghubungkan perusahaan dengan
pihak-pihak yang berkepentingan, yang menunjukkan kondisi kesehatan keuangan
perusahaan dan kinerja perusahaan.
Tujuan khusus laporan
keuangan menurut APB Statement No. 4
adalah menyajikan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan
lainnya secara wajar dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum (GAAP). Sedangkan tujuan umum laporan keuangan menurut APB Statement No. 4 adalah:
1.
Memberikan informasi yang
terpercaya tentang sumber daya ekonomi dan kewajiban perusahaan.
2.
Memberikan informasi yang
terpercaya tentang sumber kekayaan bersih yang berasal dari kegiatan usaha
dalam mencari laba.
3.
Memungkinkan untuk menaksir
potensi perusahaan dalam menghasilkan laba.
4.
Memberikan informasi yang
diperlukan lainnya tentang perubahan aktiva dan kewajiban.
5.
Mengungkapkan informasi relevan
lainnya yang dibutuhkan para pemakai laporan.
Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) No. 1 menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan
posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan.
Urutan laporan keuangan
berdasarkan proses penyajiannya adalah:
1.
Laporan Laba Rugi (Income Statement) merupakan laporan yang
sistematis tentang pendapatan dan beban perusahaan untuk satu periode waktu
tertentu. Laporan laba rugi ini akhirnya memuat informasi mengenai hasil usaha
perusahaan, yaitu laba/rugi bersih yang merupakan hasil dari pendapatan
dikurangi beban.
2.
Laporan Modal Pemilik (Statement of Owner's Equity) adalah
sebuah laporan yang menyajikan ikhtisar perubahan dalam modal pemilik suatu
perusahaan untuk satu periode waktu tertentu (laporan perubahan modal). Modal
pemilik akan bertambah dengan adanya investasi (setoran modal) dan laba bersih,
sebaliknya modal pemilik akan berkurang dengan adanya prive
(penarikan/pengambilan uang tunai untuk kepentingan pribadi pemilik) dan rugi
bersih. Pada perusahaan perseroan (corporation),
laporan laba ditahan (retained earnings
statement) dibuat untuk menyajikan ikhtisar perubahan dalam saldo laba
ditahan. Deviden kas maupun deviden saham yang diumumkan sepanjang periode akan
mengurangi besarnya saldo laba ditahan.
3.
Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah laporan yang sistematis tentang posisi
aktiva, kewajiban dan modal perusahaan per tanggal tertentu. Tujuan neraca
adalah untuk menggambarkan posisi keuangan perusahaan.
4.
Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flows) adalah sebuah
laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar secara terperinci
dari masing-masing aktivitas, mulai dari aktivitas operasi, aktivitas
investasi, sampai pada aktivitas pendanaan (pembiayaan) untuk satu periode
waktu tertentu. Laporan arus kas menunjukkan besarnya kenaikan dan penurunan
bersih kas dari seluruh aktivitas selama periode berjalan serta saldo kas yang
dimiliki perusahaan sampai dengan akhir periode.
Selain
itu, catatan atas laporan keuangan (notes
to the financial statements) merupakan bagian integral (satu kesatuan) yang
tidak dapat dipisahkan dari komponen laporan keuangan lainnya. Tujuan catatan
ini adalah untuk memberikan penjelasan yang lebih lengkap mengenai informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan.
2.2 Organisasi
Pembentuk Standar Akuntansi di Amerika
Standar akuntansi mencakup
konvensi, peraturan, dan prosedur yang telah disusun dan disahkan oleh sebuah
lembaga resmi (badan pembentuk standar) pada saat tertentu. Standar ini
merupakan konsensus pada saat itu tentang cara pencatatan sumber-sumber
ekonomi, kewajiban, modal, pendapatan, biaya, dan pelaporannya dalam bentuk
laporan keuangan. Dalam standar ini dijelaskan transaksi apa yang harus
dicatat, bagaimana mencatatnya, dan bagaimana mengungkapkannya dalam laporan
keuangan yang akan disajikan. Standar akuntansi ini merupakan masalah penting
dalam dunia profesi akuntansi, termasuk bagi para pemakai laporan keuangan.
Oleh karena itu, mekanisme pembentukan standar akuntansi haruslah diatur
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kepuasan bagi semua pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan. Standar akuntansi ini akan secara
terus-menerus berubah dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman, dunia
usaha, dan kemajuan teknologi.
Ada empat organisasi yang
memiliki pengaruh besar dalam pengembangan standar akuntansi keuangan di
Amerika, yaitu
1.
Securities
and Exchange Commission (SEC)
2.
American
Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
3.
Financial
Accounting Standards Board (FASB)
4.
Governmental
Accounting Standards Board (GASB)
1. Securities and
Exchange Commission (SEC)
Pelaporan keuangan kepada pihak
eksternal senantiasa dikembangkan seiring dengan pesatnya laju pertumbuhan
transaksi pasar modal. SEC dibentuk pertama kalinya pada tahun 1934, dimana
peran utamanya adalah untuk mengatur penerbitan dan transaksi perdagangan
sekuritas oleh emiten kepada khalayak ramai (publik). Seluruh perusahaan yang
dimana sahamnya dimiliki publik diharuskan oleh SEC untuk melengkapi laporan
keuangan tahunan, laporan keuangan kwartalan, dan informasi lainnya secara
berkala mengenai peristiwa-peristiwa yang dianggap signifikan. SEC juga
mewajibkan perusahaan publik agar laporan keuangan eksternalnya diaudit oleh
akuntan independen.
SEC dibentuk bukan dengan maksud untuk mencegah
terjadinya spekulasi transaksi perdagangan sekuritas, akan tetapi untuk
membantu bahwa investor memiliki informasi yang memadai mengenai perusahaan
investee. SEC sangat fokus terhadap pelaporan keuangan perusahaan publik dan pengembangan
standar akuntansi. SEC juga secara seksama memonitor proses pembentukan standar
akuntansi di Amerika. SEC membantu mengembangkan dan menstandarisasi informasi
keuangan yang disajikan kepada para pemegang saham.
SEC memiliki mandat untuk menetapkan prinsip-prinsip
akuntansi. Karena itu, perusahaan sektor swasta harus mendengar secara seksama
pandangan-pandangan SEC seputar pelaporan keuangan. Seperti telah disebut di
atas, perusahaan yang terdaftar di bursa efek diwajibkan untuk menyampaikan
laporan keuangan mereka kepada SEC. Jika SEC mendapati bahwa ada perusahaan
publik yang dimana laporan keuangannya mengandung ketidaksesuaian dengan
standar akuntansi atau menyalahi prinsip pengungkapan informasi (disclosure), maka SEC melalui surat
pernyataannya akan meminta perusahaan bersangkutan untuk menanggapi dan
memperbaikinya.
Namun, jika tidak juga ditanggapi, maka SEC memiliki
kekuasaan untuk mengeluarkan perintah penghentian, yang melarang perusahaan
publik yang bersangkutan menerbitkan dan memperdagangkan sekuritas di bursa.
2. American Institute
of Certified Public Accountants (AICPA)
AICPA adalah sebuah organisasi
profesi akuntan publik di Amerika. Organisasi ini didirikan pada tahun 1887 dan
menerbitkan jurnal bulanan dengan nama "Journal of Accountancy". AICPA memiliki peran penting dalam
pengembangan dan pembentukan standar akuntansi, termasuk penyiapan
(penyelenggaraan) ujian sertifikasi dan pendidikan berkelanjutan bagi para
akuntan publik. AICPA juga secara terus menerus tetap fokus menjaga integritas
profesi akuntan publik, diantaranya adalah melalui pembentukan kode etik
profesi dan program pengendalian mutu, dimana meliputi proses telaah sejawat (peer review) kantor akuntan publik yang
dilakukan oleh kantor akuntan publik lain.
Atas desakan SEC, pada tahun 1939 AICPA membentuk Committee on Accounting Procedure (CAP).
CAP, yang beranggotakan akuntan praktisi, menerbitkan 51 Accounting Research Bulletins yang menangani berbagai masalah
akuntansi sepanjang tahun 1939 sampai dengan tahun 1959. Namun pendekatan
masalah per masalah ini gagal memberikan kerangka prinsip akuntansi yang
terstruktur sebagaimana yang dibutuhkan dan yang diinginkan. Untuk itu, pada
tahun 1959, AICPA mendirikan Accounting
Principles Board (APB).
Tugas utama dari APB adalah mengajukan rekomendasi
secara tertulis mengenai prinsip akuntansi, menentukan praktek akuntansi yang
tepat, dan mempersempit celah perbedaan-perbedaan yang ada serta
ketidakkonsistenan yang terjadi dalam praktek akuntansi saat itu.
Anggota APB yang berjumlah 18 hingga 21 orang,
sebagian besar merupakan akuntan publik, ditambah dengan wakil-wakil dari
industri, dan akademisi. Untuk mendukung tugas utamanya, APB mengembangkan
kerangka kerja konseptual akuntansi secara menyeluruh demi membantu memecahkan masalah
yang timbul saat itu, serta juga melakukan penelitian-penelitian atas substansi
berbagai masalah akuntansi yang ada. Atas dasar hasil studi riset inilah, APB
mengeluarkan ketetapan-ketetapan, yang kemudian dikenal sebagai opini APB.
Sejak awal berdirinya APB tahun 1959 sampai dengan dibubarkannya pada tahun
1973, APB telah mengeluarkan 31 opini.
Seiring dengan berjalannya waktu, kecaman-kecaman atas
kinerja APB bermunculan. APB dianggap kurang produktif dan gagal bertindak
cepat dalam menangani kasus-kasus penyimpangan akuntansi yang terjadi pada saat
itu. APB mendapat kecaman, baik dari industri, kantor akuntan, maupun
pemerintah. Pada tahun 1971, ketua profesi akuntansi di Amerika, dalam upaya
mencegah intervensi lebih lanjut dari pemerintah, membentuk Study Group on Establishment of Accounting
Principles. Komite ini diketuai oleh Francis Wheat, dan secara luas dikenal
dengan nama Wheat Committee. Komite
ini bertugas untuk mengkaji ulang struktur organisasi dan operasi APB serta
menentukan perubahan apa yang diperlukan untuk memperoleh hasil yang lebih baik
dalam penyelesaian masalah akuntansi. Tujuan dari pada perubahan tersebut
adalah tidak lain untuk mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap
pelaporan keuangan. Pada tahun 1972, hasil studi ini kemudian disampaikan
kepada Dewan AICPA, lalu diadopsi secara menyeluruh dan diimplementasikan pada
awal tahun 1973. Hasil studi ini juga pada akhirnya mengakibatkan dibubarkannya
APB. Wheat Committee lalu
merekomendasikan pembentukan FAF (Financial
Accounting Foundation), FASB (Financial
Accounting Standards Board), dan FASAC (Financial
Accounting Standards Advisory Council).
Di samping juga merekomendasikan agar standar yang
ditetapkan adalah standar yang mudah digunakan atau dengan kata lain memiliki
kepraktisan di dalam penerapannya. Selama beberapa dekade, AICPA telah
menjalankan tugasnya sebagai lokomotif pengembangan prinsip-prinsip akuntansi,
di samping juga meregulasi profesi akuntan publik. Ketika APB dibubarkan dan
digantikan oleh FASB, AICPA membentuk Accounting
Standards Executive Committee (AcSEC) sebagai komite yang berwenang
berbicara atas nama AICPA di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan. Berbagai
ketetapan-ketetapan yang dihasilkan oleh komite ini adalah Pedo man Audit dan
Akuntansi Industri, Statement of Position
(SOP), dan Buletin Praktek.
Pedoman Audit dan Akuntansi Industri mengikhtisarkan
praktek-praktek akuntansi dari industri tertentu dan menyediakan pedoman
(arahan) khusus menyangkut masalah-masalah yang tidak ditangani FASB. Contohnya
adalah akuntansi untuk kasino, maskapai penerbangan, sekolah dan universitas,
bank, perusahaan asuransi, dan banyak lainnya. Statement of Position (SOP) menyediakan pedoman atas topik-topik
pelaporan keuangan sampai FASB menetapkan standar untuk topik-topik tersebut.
SOP bisa memperbaharui, merevisi, atau mengklarifikasi pedoman-pedoman audit
dan akuntansi, atau bahkan menyediakan pedoman independen. Sedangkan Buletin
Praktek berisi pandangan AcSEC menyangkut masalah pelaporan keuangan yang lebih
sempit, yang tidak ditangani oleh FASB.
Akhir-akhir ini, peran AICPA dalam penetapan standar
akuntansi telah dikurangi. FASB dan AICPA telah sepakat bahwa AICPA dan AcSEC
tidak lagi mengeluarkan pedoman akuntansi untuk perusahaan publik. Namun
demikian, AICPA tetap merupakan pemimpin dalam pengembangan standar audit
melalui Auditing Standards Board.
AICPA juga terus mengembangkan dan mengadakan ujian sertifikasi akuntan publik
di 50 negara bagian di Amerika Serikat.
3. Financial
Accounting Standards Board (FASB)
FASB merupakan organisasi sektor swasta yang
bertanggung jawab dalam pembentukan standar akuntansi di Amerika saat ini. FASB
didirikan pada tahun 1973, menggantikan APB. Seperti yang telah disebut di
atas, APB digantikan oleh karena kehilangan kredibilitasnya di mata komunitas
bisnis saat itu.
FASB beranggotakan 7 orang purna-waktu (full-time) dan mendapat gaji untuk masa
tugas 5 tahun, serta dapat diperpanjang. Anggota FASB berasal dari berbagai
latar belakang (audit, akuntansi korporasi, jasa keuangan, dan akademisi).
Berbeda dengan anggota APB yang di mana sebagian besarnya harus merupakan
akuntan publik dan anggota AICPA; dewasa ini anggota FASB tidak harus seorang
akuntan publik. Karena anggota FASB bekerja secara purna-waktu, maka diharuskan
melepaskan seluruh jabatan lamanya yang diemban di organisasi lainnya; tidak
seperti anggota APB, yang dimana tidak dibayar dan bersifat paruh-waktu (part-time), serta dapat tetap memegang
jabatan lama di organisasi lainnya. Dengan kata lain, anggota FASB diharuskan
memutuskan semua ikatan yang ada dengan organisasi lainnya di luar FASB.
Penunjukan anggota FASB yang baru dilakukan oleh Financial Accounting Foundation (FAF).
FAF adalah sebuah badan independen, sama seperti FASB, yang dibentuk dengan
wakil dari profesi akuntansi, komunitas bisnis, pemerintah, dan akademisi. Akan
tetapi, FAF tidak memiliki kekuasaan untuk menetapkan standar akuntansi, dan
anggotanya bekerja secara paruh-waktu. FAF layaknya dewan direksi, dimana
mengawasi aktivitas operasi FASB dan mendanainya. Selain riset yang dilakukan
oleh para staf FASB sendiri, FASB juga mengandalkan keahlian dari berbagai
gugus tugas yang dibentuk untuk beragam proyek serta Financial Accounting Standards Advisory Council (FASAC).
FASAC bertanggung jawab memberi nasehat kepada FASB
menyangkut kebijakan penting dan isu-isu teknis serta membantu merekrut anggota
gugus tugas. Anggota FASAC sendiri direkrut langsung oleh FAF.
Fungsi utama dari FASB adalah mempelajari masalah
akuntansi terkini dan menetapkan standar akuntansi. Standar ini dipublikasikan
sebagai Statements of Financial
Accounting Standards (SFAS). FASB juga menerbitkan Statements of Financial Accounting Concepts (SFAC) yang memberikan
kerangka kerja konseptual dimana memungkinkan untuk dikembangkannya standar
akuntansi khusus. SFAC diterbitkan pada tahun 1978 sebagai konsep fundamental
yang akan digunakan FASB dalam mengembangkan standar akuntansi dan pelaporan keuangan
di masa depan. Tidak seperti SFAS, Statements
of Financial Accounting Concepts (SFAC) bukan merupakan prinsip akuntansi
yang berlaku umum.
Standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh FASB
dipandang sebagai prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Selain itu, FASB
juga mengeluarkan interpretasi yang merupakan modifikasi atau perluasan dari
standar yang ada. Interpretasi memiliki otoritas yang setara dengan standar dan
memerlukan suara yang sama banyaknya dengan suara yang dibutuhkan untuk menerbitkan
sebuah standar. Kemunculan standar maupun interpretasi yang baru memerlukan
dukungan suara sebanyak 4 dari 7 anggota dewan. FASB juga menerbitkan Buletin
Teknis yang memberikan pedoman atas masalah akuntansi tertentu secara tepat
waktu. Namun, Buletin Teknis ini memiliki otoritas yang lebih rendah dibanding
dengan otoritas yang dimiliki oleh ketetapan berupa standar maupun
interpretasi.
Dalam menetapkan standar akuntansi keuangan, FASB
harus tanggap terhadap kebutuhan dari seluruh komunitas dan menetapkannya
secara transparan di depan publik. Hal ini dilakukan dengan memberikan
kesempatan yang seluas-luasnya secara adil (tanpa memihak) kepada semua
komunitas terkait untuk mengungkapkan pendapat mereka sebelum standar yang baru
diterbitkan dan diberlakukan. Proses dari penetapan standar tersebut adalah
sebagai berikut:
1.
Topik-topik diidentifikasi dan
dimasukkan ke dalam agenda kerja FASB
2.
Riset dan analisis dilakukan
serta dibuatkan memorandum yang menyangkut pro dan kontra
3.
Dengar pendapat publik terhadap
standar yang diusulkan FASB
4.
Memberikan kesempatan akhir
kepada publik untuk menanggapinya, sambil mengkaji dan mengevaluasi secara
menyeluruh hasil riset dan tanggapan publik serta menerbitkan exposure draft
5.
Kemudian jika tidak ada lagi
perubahan, maka ditetapkanlah final sebagai standar.
Metode penetapan standar yang
diterapkan FASB cenderung mendapatkan kritikan. Dalam upaya untuk menanggapi
kritikan tersebut dan menyediakan pedoman secara tepat waktu atas
masalah-masalah akuntansi yang timbul, akhirnya pada tahun 1984 FASB membentuk Emerging Issues Task Force (EITF) yang
beranggotakan perwakilan kantor akuntan dan pembuat laporan keuangan. Gugus
tugas EITF ini berfungsi untuk membantu FASB dalam melakukan identifikasi dini
atas masalah-masalah akuntansi yang timbul yang mempengaruhi pelaporan
keuangan. Jadi, tujuan dari dibentuknya gugus tugas ini adalah untuk
menciptakan sebuah konsensus (kesepakatan) tentang bagaimana memperlakukan
transaksi keuangan yang sifatnya baru dan tidak biasa. Contohnya adalah
bagaimana perlakuan akuntansi untuk mencatat dan melaporkan program pensiun
karyawan, dan sebagainya.
EITF juga telah sukses dalam
membuat panduan secara tepat waktu untuk melaporkan kerugian yang timbul akibat
serangan teroris terhadap gedung World Trade Center pada tanggal 11 September
2001 yang lalu.
4. Governmental
Accounting Standards Board (GASB)
GASB dibentuk pada tahun 1984 oleh FAF dengan tugas
menetapkan standar akuntansi keuangan pemerintah. Struktur organisasi GASB
serupa dengan struktur FASB. GASB memiliki dewan penasehat yang bernama Governmental Accounting Standards Advisory
Council (GASAC).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akuntansi
adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan
menyajikan data, transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan
sehingga dapat digunakan oleh orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti
untuk pengambilan suatu keputusan serta tujuan lainnya.
Haruslah dibedakan
antara pengertian Pelaporan
keuangan dan
laporan keuangan. Pelaporan
Keuangan meliputi
segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan penyampaian informasi
keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya
penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang
berlaku termasuk PABU (Prinsip Akuntansi Berterima Umum atau Generally Accepted
Accounting Principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam
penyampaian informasi.
Standar
akuntansi dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam menyusun laporan keuangan
yang layak serta memiliki daya banding sehingga dapat menyajikan informasi yang
bernilai bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Standar akuntansi merupakan
landasan atau petunjuk bagi mereka untuk melakukan praktek atau kegiatan di
bidang akuntansi, agar laporan keuangan lebih berguna dan tidak menyesatkan.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Hery. 2017. “Teori Akuntansi : Pendekatan Konsep dan Analisis”. Jakarta
: PT Grasindo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar