GALERI KU HAL YANG MEMBUATKU SANGAT SENANG KETIKA DIWAKTU LUANG MENGENANG MASA SEKOLAH
Widget Animasi

Kamis, 20 Februari 2020

Makalah Sistem Informasi Manajemen: Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informasi


MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
ISU SOSIAL DAN ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI


DISUSUN OLEH : KELOMPOK V
1. MAWADDA TURAHMA (1710091510657)
2. RAHMAWATI OCTAFIA (1710091510677)

S1 AKUNTANSI V/A
DOSEN PEMBIMBING: HELMIATI, SE, M, Ak

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) - BANGKINANG
BANGKINANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, puja dan puji hanya layak tercurahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas semua limpahan nikmat dan karunia-Nya dan shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak diteladani.
Makalah ini dibuat dalam rangka mengikuti Program Pembelajaran Sistem Informasi Manajemen mengenai Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informasi.
Banyak kesulitan dan hambatan yang penulis hadapi dalam membuat makalah ini tetapi dengan semangat dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik dan tepat pada waktunya, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Helmiati, SE, M. Ak selaku Dosen Pengajar.
Penulis menyimpulkan bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penulis menerima saran dan kritik, guna kesempurnaan makalah ini dan bermanfaat khususnya bagi Penulis dan Pembaca pada umumnya.

Bangkinang Kota, 19 September 2019

PENULIS

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 3
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 5
2.1 Memahami Isu Etika dan Sosial yang Terkait dengan SI............................ 5
2.2 Etika dalam Masyarakat Informasi........................................................... 12
2.3 Studi Kasus.............................................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 21
3.2 Saran...................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22

BAB I
PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang
Salah satu kewajiban manajerial adalah membuat keputusan terbuka yang merupakan refleksi dari pemahaman isu-isu etika dan sosial serta isu-isu bisnis di sekitar pemanfaatan sistem informasi.
1.2     Tujuan Penulisan
Adapun penulisan makalah ini, Mahasiswa diharapkan dapat:
1.        Menganalisis hubungan antara isu etika, sosial, dan politis yang muncul karena sistem inforimasi.
2.        Mengidentifikasi dimensi moral yang utama dari suatu masyarakat informasi dan prinsip-prinsip tertentu tentang hubungan yang dapat digunakan untuk memandu pengambilan keputusan yang beretika.
3.        Mengevaluasi sistem informasi kontemporer dan Internet terhadap perlindungan privasi dan kekayaan intelektual perorangan.
4.        Memikirkan sistem informasi memengaruhi kehidupan sehari-hari.
1.3     Rumusan Masalah
Pada makalah ini akan dibahas apa saja isu-isu etika, sosial, dan politik yang disebabkan oleh sistem informasi? Apakah ada prinsip-prinsip khusus untuk perilaku yang bisa digunakan sebagai penuntun pengambilan keputusan mengenai dilema etika? Serta sejumlah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada pembahasan ini.
1.4     Manfa’at Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kami sebagai mahasiswa khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga makalah ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak yang ingin mempelajari lebih dalam tentang Isu Sosial dan Etika dalam Sistem Informasi.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1     Memahami Isu Etika Dan Sosial Yang Terkait Dengan Sistem Informasi
Dalam lima tahun terakhir kita menjadi saksi dari salah satu periode etika yang paling menantang untuk bisnis di Amerika Serikat dan dunia.  Pelanggaran dalam keputusan etika dan bisnis dari pihak manajemen ini terjadi di berbagai industri.  Dalam lingkungan hukum yang baru saat ini, manajer yang melanggar hukum dan telah dinyatakan bersalah keumgkinan besar akan menghabiskan waktunya di penjara.  Undang-undang pidana pemerintah federal Amerika Serikat yang disahkan pada tahun 1987 memberikan mandat kepada hakim federal untuk menjatuhkan hukuman berat kepada eksekutif perusahaan yang didasarkan pada nilai uang kejahatan, bukti adanya persekongkolan untuk mencegah ditemukannya kejahatan, dan tidak mau bekerja sama dengan jaksa (US. Sentencing Commission, 2004).
Di masa lalu perusahaan sering kali harus membayar untuk pembelaan hukum atas keterlibatan karyawannya dalam tuntutan perdata dan penyelidikan kriminal.  Namun, saat ini perusahaan diharuskan untuk bekerja sama dengan jaksa penuntut umum untuk mengurangi tuntutan terhadap keseluruhan perusahaan karena menghalangi penyelidikan.  Ini berarti bahwa sebagai manajer atau karyawan, Anda harus selalu memutuskan sendiri apa yang merupakan perilaku beretika dan tidak melanggar hukum. Tabel berikut dapat memberikan sedikit contoh kasus terbaru yang menunjukkan gagalnya penilaian oleh manajer senior dan menengah. 
Enron
3 Eksekutif dinyatakan bersalah atas kesalahan dalam mengemukakan keuntungan dengan menggunakan skema akuntansi yang tidak benar dan membuat laporan yang salah kepada pemegang saham. Dinyatakan pailit tahun 2001
WorldCom
Perusahaan Telekomunikasi terbesar ke-2 AS. Dirutnya dinyatakan bersalah karena dengan tidak benar menggelembungkan pendapatan mencapai milyaran dolar dengan menggunakan metode akuntansi yang tidak sah. Dinyatakan pailit tahun 2002.
Merrill Lynch
Didakwa membantu Enron dalam menyusun sarana keuangan yang tidak memiliki tujuan bisnis, memungkinkan Enron untuk melaporkan keuntungannya dengan tidak benar
Parmalat
Kelompok industri terbesar ke-8 di Italia didakwa karena salah menyataka lebih dari $5 miliar pendapatannya, keuntungannya, dan kekayaannya selama beberapa tahun; eksekutif seniornya didakwa melakukan penggelapan.
Bristol-Myers Squibb
Perusahaan farmasi yang setuju untuk membayar denda $150 juta karena salah melaporkan pendapatannya sebesar $1,5 miliar dan menggelembungkan nilai sahamnya.
Brocade Com. System, Inc
Gregory Reyes. CEO BCS, Inc sampai Januari tahun 2005, didakwa untuk kasus kriminal dan perdata tahun 2006 karena mengeluarkan surat opsi lebih cepat dari tanggal seharusnya dan menyembunyikan jutaan dolar dalam biaya kompensasi untuk para pemegang saham. Hampir 100 perusahaan teknologi di Silicon Valley juga sedang diselidikinatas kasus yang sama.
Meskipun contoh keputusan etika yang salah dan penetapan hukum ini sebagian besar tidak dilakukan oleh departemen sistem informasi, sistem informasi adalah instrumen dalam banyak kasus penipuan ini.  Dalam banyak kasus, para pelaku kejahatan biasanya menggunakan sistem informasi pelaporan keuangan untuk menyembunyikan keputusan mereka dari perhatian umum dengan harapan mereka tidak akan pernah tertangkap. Dalam bab ini akan dibahas dimensi etika dari sistem informasi dan tindakan lain yang didasarkan pada penggunaan sistem informasi.
Etika (ethics) merujuk pada sebuah prinsip yang benar dan salah yang digunakan seseorang, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan perilakunya. Sistem informasi menimbulkan pertanyaan etika yang baru baik untuk individu maupun masyarakat karena sistem informasi menciptakan peluang untuk perubahan sosial yang besar, dan juga membahayakan distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada.

Seperti juga teknologi yang lain, seperti mesin uap, listrik, telepon, dan radio, teknologi informasi dapat digunakan untuk mencapai kemajuan sosial, tetapi juga dapat digunakan untuk melakukan tindak kejahatan dan membahayakan nilai-nilai sosial yang penting.  Perkembangan teknologi informasi akan menghasilkan banyak manfaat di satu sisi tetapi juga menimbulkan kerugian di sisi lain.
Permasalahan etika dalam sistem informasi telah memberikan desakan baru dengan semakin maraknya penggunaan Internet dan perdagangan elektronik. Internet dan teknologi perusahaan digital membuat semakin mudah daripada sebelumnya untuk menyusun, menggabungkan, dan mendistribusikan informasi, memberikan perhatian baru tentang penggunaan informasi pelanggan dengan tepat, perlindungan privasi pribadi, dan perlindungan hak kekayaan intelektual.  Orang-orang dalam yang memiliki kemampuan khusus dapat 'membodohi' sistem informasi dengan mengganti rekaman telepon, dan mengalihkan uang.  pada skala yang tidak bisa dibayangkan dalam era komputer sekarang ini.
Permasalahan etika yang mendesak lainnya yang disebabkan oleh sistem informasi adalah menciptakan akuntabilitas atas konsekuensi sistem informasi, menetapkan standar untuk kualitas sistem pengamanan yang melindungi keamanan individu dan masyarakat, dan melindungi nilai dan institusi yang sangat penting bagi kualitas hidup dalam masyarakat informasi. Ketika menggunakan sistem informasi, hal berikut perlu ditanyakan, "Tindakan apa yang bertanggungjawab secara sosial dan etika?"
*        Model Pemikiran tentang Isu Etika, Sosial, dan Politis
Isu etika, sosial, dan politis sangat terkait satu sama lainnya. Dilema etika yang mungkin Anda hadapi sebagai manajer sistem informasi biasanya timbul dalam perdebatan sosial dan politik.  Cara melihat hubungan ini pada gambar berikut ini. Bayangkan masyarakat seperti danau yang tenang di musim panas, ekosistem tenang yang memiliki keseimbangan dengan individu, sosial, dan politik.
Setiap orang tahu bagaimana harus bertindak dalam danau ini karena hubungan sosial (keluarga, pendidikan, organisasi) didukung oleh aturan-aturan perilaku yang telah dikembangkan dengan baik, dan didukung oleh hukum yang dikembangkan di sektor politik yang memberikan saran-saran berperilaku dan memberikan sanksi atas setiap pelanggaran  Sekarang lemparkan sebuah batu ke tengah danau itu. Tetapi bayangkan jika batu yang memberikan daya merusak ini adalah teknologi informasi baru yang sangat ampuh yang mengejutkan masyarakat sehingga menjadi tidak tenang. Apa yang akan terjadi? Akan timbul gelombang tentunya.
Tiba-tiba para individu yang terlibat dihadapkan dengan situasi baru yang tidak dapat diatasi oleh aturan-aturan lama.  Institusi sosial tidak dapat menanggapi riak-riak ini dengan cepat, diperlukan beberapa tahun untuk mengembangkan etiket, harapan, tanggung jawab sosial, perilaku politis yang benar, atau aturan yang berterima.  Institusi politik juga membutuhkan waktu sebelum menetapkan undang-undang baru dan sering kali harus didahului dengan demonstrasi yang hebat sebelum akhirnya bertindak.  Untuk saat ini, Anda yang harus bertindak.  Anda ditantang untuk bertindak dalam suatu wilayah abu-abu dalam hukum. Model ini dapat digunakan untuk menggambarkan dinamika yang menghubungkan isu etika, sosial, dan politis. Model ini juga bermanfaat untuk mengidentifikasi dimensi moral yang utama dari teknologi informasi, yang saling melintasi berbagai tindakan, individu, sosial, dan politis.
*        Lima Dimensi Moral Era Informasi
Isu etika, sosial, dan politis utama yang muncul oleh adanya sistem informasi meliputi dimensi moral berikut:
1.    Hak dan kewajiban informasi.  Hak informasi (information right) apa yang dimiliki individu dan organisasi?  Apa yang dapat dilindungi hak tersebut? Apakah kewajiban individu dan organisasi yang berkaitan dengan informasi ini?
2.    Kepemilikan hak dan kewajiban. Bagaimana hak kekayaan intelektual pribadi tradisional dilindungi dalam sebuah masyarakat digital di mana melacak dan menghitung hak kepemilikan sulit dilakukan dan mengabaikan hak-hak pribadi menjadi sangat mudah?
3.    Akuntabilitas dan pengendalian. Siapa yang dapat dan akan dituntut akuntabilitas dan tanggungjawabnya atas bahaya-bahaya yang terjadi dari informasi individu dan kolektif serta hak-hak pribadi?
4.    Kualitas sistem. Standar kualitas sistem dan data apakah yang harus dipenuhi untuk melindungi hak pribadi dan keamanan masyarakat?
5.    Kualitas hidup. Nilai apa yang harus dilindurigi dalam sebuah masyarakat yang didasarkan pengetahuan dan teknologi?  Institusi mana yang harus dilindungi dari kejahatan? Nilai dan praktik budaya mana yang didukung teknologi informasi yang baru? 

*        Tren Teknologi Utama yang Memunculkan Isu Etika
Isu etika telah ada lama sebeium teknologi informasi ada. Meskipun begitu, teknologi informasi telah meningkatkan perhatian etika, mempersulit tatanan sosial yang ada, dan membuat beberapa undang-undang menjadi usang atau sering timpang. Sistem dan teknologi informasi juga menciptakan peluang baru bagi perilaku kriminal dan kejahatan. Ada 4 tren teknologi utama yang bertanggung jawab atas tekanan-tekanan etika ini yang diringkas dalam tabel berikut.


TREN
PENGARUH
Kecepatan komputasi berlipat 2 kali setiap 18 bulan
Banyak organisasi bergantung pada sistem komputer untuk operasi yang penting.
Biaya penyimpanan data menurun dengan cepat
Perusahaan dapat dengan mudah memelihara secara terperinci masing-masing basis datanya.
Kemajuan analisis data
Perusahaan dapat menganalisis data berukuran besar yang diperoleh secara terpisah untuk mengembangkan profil yang terperinci atas perilaku individu
Kemajuan jaringan dan internet
Menyalin data dari satu lokasi ke lokasi lain dan mendapatkan data pribadi dari lokasi yang jauh menjadi sangat mudah.
Kemajuan dalam penyimpanan data telah menyebabkan kejahatan rutin atas privasi individu menjadi murah dan efektif. Sistem penyimpanan data yang besar telah cukup murah untuk suatu daerah dan bahkan perusahaan eceran lokal menggunakannya dalam mengidentifikasi pelanggannya. Sebagai contoh, perusahaan pencarian besar, seperti Google, America Online (AOL), MSN, dan Yahoo! memelihara data pencarian terperinci atas lebih dari 75 juta orang Amerika yang menggunakan mesin pencari di Internet setiap harinya dan yang memproses lebih dari 200 juta pencarian setiap hari. Pengumpulan 'niat pelanggan' yang raksasa ini menjadi sasaran alami bagi perusahaan-perusahaan swasta untuk melihat peluang pasar, bagi badan pemerintah, dan bagi penyelidik swasta.
Kemajuan dalam teknik analisis data untuk kelompok data yang besar merupakan tren teknologi lain yang meningkatkan perhatian etika karena badan pemerintah dan perusahaan dengan mudah mampu menemukan informasi pribadi individu dengan lebih terperinci. Pikirkan segala cara Anda menghasilkan informasi komputer tentang diri Anda sendiri, transaksi dengan kartu kredit; telepon; berlangganan majalah; menyewa video; membeli pesanan melalui surat; catatan bank; catatan pemerintah, daerah; dan membuka situs Web untuk membaca, menggunakan mesin pencari, menulis blog dan sebagainya. Apa yang menurut Anda rahasia, pada kenyataannya dapat dengan cepat menjadi konsumsi publik.
Perusahaan dengan produk yang harus dijual membeli informasi yang sesuai dari sumber ini untuk membantu menentukan program pemasaran dengan mudah. Penggunaan komputer untuk menggabungkan data dari sumber yang banyak ini dan menghasilkan dokumen elektronik berisi informasi perorangan secara terperinci disebut profiling.
Sebagai contoh, ratusan situs Web memperbolehkan DoubleClick (www.doubleclick.net), pialang iklan Internet, untuk melacak aktivitas pengunjung sebagai ganti pendapatan iklan yang sesuai dengan informasi yang diperoleh dari pengunjung DoubleClick. DoubleClick menggunakan informasi ini untuk membuat profil pengunjung online, menambahkan lebih banyak perincian pada profil tersebut saat pengunjung mengakses situs mitra DoubleClick. Lebih jauh lagi DoubleClick dapat membuat sebuah dokumen yang menjelaskan pengeluaran pribadi dan kebiasaan komputasi orang di Web yang dapat dijual ke perusahaan untuk membantu mereka menentukan sasaran iklan Webnya dengan lebih repat.
Sebuah teknologi analisis data terbaru yang disebut nonobvious relationship awareness (NORA) telah memberikan lebih banyak kapasitas profiling bagi sektor swasta dan pemerintah. NORA dapat mengambil informasi tentang seseorang dari berbagai sumber yang terpisah, seperti aplikasi karyawan, catatan telepon, daftar pelanggan, dan daftar "orang-orang yang dicari," dan mengaitkan hubungan untuk memperoleh koneksi tersembunyi yang tidak jelas yang mungkin dapat membantu mengidentifikasikan  pelaku kejahatan atau teroris.
Teknologi NORA membaca data dan mengambil informasi pada saat data diciptakan sehingga NORA dapat dengan cepat menemukan seseorang di gerai tiket maskapai penerbangan yang berbagi sebuah nomor telepon yang diketahui sebagai teroris sebelum orang tersebut berhasil terbang. Teknologi ini telah dipandang sebagai perangkat yang berharga bagi keamanan nasional tetapi juga memiliki implikasi privasi karena teknologi ini dapat pula menyediakan gambaran yang cukup terperinci mengenai suatu aktivitas dan juga keterkaitan dengan seseorang.
Akhirnya, kemajuan dalam jaringan, termasuk Internet, menjanjikan penurunan biaya yang besar untuk memindahkan dan mengakses kuantitas data yang besar dan membuka kemungkinan untuk menggali kelompok data yang terpisah lebih dalam lagi menggunakan mesin desktop yang kecil, yang memungkinkan dilakukannya invasi terhadap privasi dalam skala dan ketepatan  yang tidak pernah bisa dibayangkan sebelumnya. Jika teknologi komputasi dan jaringan akan terus mengalami kemajuan dengan laju yang sama seperti di masa lalu, maka pada tahun 2023, perusahaan-perusahaan besar hanya perlu menggunakan satu PC kontemporer untuk dapat mengawasi setiap dari 350 juta orang yang pada saat itu akan hidup di Amerika Serikat  (Farmer dan Mann, 2003).
Perkembangan jaringan komunikasi digital dunia yang secara luas tersedia untuk individu dan perusahaan menimbulkan banyak perhatian etika dan sosial. Siapakah yang akan bertanggung jawab atas aliran informasi dalam jaringan ini? Apakah Anda akan dapat menelusuri informasi yang berkaitan dengan diri Anda?  Apa yang akan dilakukan oleh jaringan ini terhadap hubungan-hubungan tradisional antara keluarga, kerja, dan waktu luang? Bagaimanakah rancangan pekerjaan yang tradisional akan berubah ketika jutaan ‘karyawan’ menjadi subkontraktor dengan menggunakan kantor bergerak yang harus mereka bayar?
2.2     Etika Dalam Masyarakat Informasi
Etika adalah suatu masalah bagi manusia vang memiliki kebebasan untuk memilih. Etika adalah tentang pilihan masing-masing orang, ketika berhadapan dengan berbagai alternatif tindakan, apa pilihan moral yang paling tepat? Apakah ciri-ciri utama dari pilihan etika? 
v Konsep Dasar: Tanggung Jawab, Akuntabilitas, dan Liabilitas
Pilihan etika adalah keputusan yang dibuat oleh setiap orang yang akan bertanggung jawab atas setiap konsekuensi yang timbul dari tindakannya.
Tanggung jawab (responsibility) adalah sebuah elemen penting dari tindakan etika. Tanggung jawab berarti bahwa Anda menerima semua biaya, kewajiban, dan keharusan yang akan muncul sebagai akibat dari keputusan yang Anda buat.
Akuntabilitas (accountability) adalah ciri ciri dari sistem dan hubungan sosial, ini berarti bahwa ada mekanisme yang menentukan siapa yang melakukan tindakan yang bertanggung jawab, siapa yang bertanggung jawab. Sistem dan institusi yang sulit menentukan siapa yang mengambil tindakan apa yang akan gagal melakukan analisis etika atau tindakan etika. 
Liabilitas (liability) adalah ciri-ciri sistem politis di mana suatu badan hukum mengambil peranan yang memberi izin kepada individu untuk memperbaiki kerugian yang disebabkan oleh pelaku, sistem, atau organisasi lain. Proses wajib (due process) adalah ciri yang terkait dari masyarakat hukum dan merupakan suatu proses di mana hukum diketahui dan dipahami dengan baik dan ada kemampuan untuk naik banding ke pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi untuk memastikan bahwa hukum ditegakkan.
Konsep-konsep dasar ini membentuk fondasi untuk analisis etika dari sistem informasi dan mereka yang mengelola sistem informasi tersebut. Pertama, teknologi informasi disaring melalui institusi sosial, organisasi, dan individu. Sistem itu sendiri sebenarnya tidak berpengaruh. Apapun pengaruh sistem informfasi yang terjadi merupakan hasil dari tindakan dan perilaku institusi, organisasi, dan individu. Kedua, tanggungjawab atas konsekuensi teknologi jelas jatuh pada manajer institusi, organisasi, dan individu yang memilih untuk menggunakan teknologi tersebut. Menggunakan teknologi informasi dengan cara yang bertanggung jawab secara sosial berarti bahwa Anda dapat dan akan dimintai tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan Anda sendiri. Ketiga, dalam sebuah masyarakat politis yang beretika, orang-orang dapat pulih dari kerusakan yang dilakukan terhadap mereka melalui seperangkat undang-undang yang dicirikan oleh proses wajib.
v Analisis Etika
Ketika dihadapkan pada situasi yang tampaknya memunculkan isu etika, bagaimana seharusnya Anda menganalisis masalah ini? Proses lima langkah berikut dapat membantu.
1.    Identifikasi dan jelaskan faktanya dengan jelas. Tentukan siapa yang melakukan apa kepada siapa, di mana, kapan, dan bagaimana. Dalam banyak kasus, Anda akan terkejut atas banyaknya kesalahan pada fakta-fakta yang awalnya dilaporkan, dan seringkali Anda akan menemukan dengan mudah bahwa hanya dengan mengumpulkan fakta, solusinya akan segera menjadi jelas. Akan juga membantu jika meminta pihak-pihak yang bersengketa dalam sebuah dilema etika bersepakat pada fakta-fakta tersebut.
2.    Definisikan konflik atau dilemanya dan identifikasi nilai-nilai luhur yang terlibat. Isu etika, sosial, dan politis selalu merujuk pada nilai-nilai luhur. Pihak yang terlibat pertikaian selalu mengklaim bahwa mereka menjunjung nilai yang luhur (contohnya: kebebasan, privasi, perlindungan atas kekayaan, dan sistem perusahaan bebas). Umumnya, mendukung nilai-nilai yang layak diperjuangkan.
3.    Identifikasi pihak-pihak yang berkepentingan. Setiap isu etika, sosial, dan politis memiliki pihak-pihak yang berkepentingan: para pemain dalam pertandingan yang memiliki kepentingan dalam hasilnya, yang telah berinvestasi dalam situasi ini, dan yang mereka inginkan. Hal ini akan bermanfaat pada saat merancang solusi.
4.    Identifikasi pilihan yang dapat Anda ambil dengan beralasan. Anda mungkin menemukan bahwa tidak ada pilihan yang dapat memuaskan semua kepentingan yang terlibat, tetapi beberapa pilihan lebih baik daripada yang lainnya. Terkadang mendapatkan solusi yang baik atau beretika tidak harus selalu menyeimbangkan semua konsekuensi kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
5.    Identifikasi potensi konsekuenasi dari pilihan Anda. Beberapa pilihan mungkin secara etika benar tetapi sangat merusak dari sudut pandang yang lain. Pilihan yang lain mungkin berlaku untuk suatu kasus tetapi tidak berlaku untuk kasus lain yang serupa. Selalu tanyakan pada diri Anda, "Bagaimana jika saya mengambil pilihan ini secara konsisten dari waktu ke waktu?"

v Prinsip Etika Kandidat

1)   Perlakukan orang lain seperti apa yang Anda harapkan orang lain perlakukan Anda (Aturan Emas-Golden Rule). Tempatkan diri Anda di pihak yang lain, dan berpikirlah sebagai objek dari keputusan Anda. Ini dapat membantu Anda berpikir dengan adil dalam membuat keputusan. 
2)   Jika suatu tindakan tidak baik untuk dilakukan oleh semua orang, maka tindakan itu tidak baik dilakukan oleh siapapun juga (Imperatif Kategoris Immanuel Kant- Immanuel Kant's Categorical Imperative). Tanyakan pada diri Anda, "Jika setiap orang melakukan tindakan ini, dapatkah organisasi, atau masyarakat, bertahan?
3)   Jika sebuah tindakan tidak dapat dilakukan berulang-ulang, tindakan ini tidak tepat untuk diambil (Aturan Perubahan Descartes- Descartes' Rule of Change). Ini merupakan aturan "jalan menurun yang licin": Sebuah tindakan mungkin membawa sebuah perubahan kecil untuk saat ini yang masih dapat diterima, tetapi jika tindakan ini diulang-ulang akan muncul perubahan yang tidak dapat diterima dalam jangka panjang. Dalam bahasa sehari-hari dapat dinyatakan dengan "Jika Anda mulai menuruni sebuah jalan yang licin, Anda mungkin tidak akan dapat berhenti."
4)   Ambil tindakan yang dapat mencapai nilai yang lebih besar atau luhur (Prinsip Utilitarian-Utilitarian Principle). Aturan ini mengasumsikan Anda dapat memprioritaskan  nilai dalam suatu susunan peringkat dan memahami konsekuensi dari berbagai macam tindakan.
5)   Ambil sebuah tindakan yang menghasilkan potensi bahaya atau biaya yang paling sedikit (Prinsip menghindari risiko-Risk Aversion Principle).
Beberapa tindakan membawa biaya yang sangat tinggi dengan probabilitas yang sangat rendah (contoh, membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir di daerah perkotaan) atau biaya yang sangat tinggi dengan probabilitas menengah (kecelakaan mobil dan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi). Hindari tindakan yang memiliki biaya kegagalan yang tinggi, dan beri perhatian lebih besar pada kasus-kasus yang memiliki probabilitas tinggi atau menengah dengan biaya potensial yang tinggi.
6)   Asumsikan bahwa sebenarnya semua objek nyata dan tidak nyata dimiliki oleh seseorang kecuali jika ada yang pernyataan khusus lain (disebut dengan aturan etika "tidak ada makan siang gratis"- ethical "no free lunchrule). Jika seseorang telah menghasilkan sesuatu yang bermanfaat untuk Anda, sesuatu tersebut bernilai, dan Anda harus mengasumsikan bahwa pembuatnya ingin kompensasi atas hasil kerjanya.

v  Kode Perilaku Profesional
Ketika sekelompok manusia mengklaim diri mereka profesional, mereka memiliki kewajiban dan hak khusus karena klaim khusus mereka atas pendidikan, kebijaksanaan, dan kehormatan. Kode perilaku profesional disebarluaskan oleh berbagai asosiasi profesional, seperti American Medical Association (AMA), American Bar Association (ABA), Association in Information Technology Proffessionals (AITP), dan Association of Computing Machinery (ACM). Kelompok profesional ini bertanggung jawab atas sebagian aturan dari profesi mereka dengan menentukan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan. Kode etik adalah janji profesi untuk menata diri mereka sendiri di dalam masyarakat luas. Sebagai contoh, menghindari bahaya untuk orang lain, menghargai hak pribadi (termasuk kekayaan intelektual), dan menghargai privasi terdapat dalam General Moral Imperatives dari ACM’s Code of Ethics and Professional Conduct.
v Beberapa Dilema Etika Dalam Dunia Nyata
Sistem informasi telah menciptakan dilema etika baru di mana satu kelompok kepentingan bertentangan dengan yang lain. Sebagai contoh, banyak perusahaan telepon besar di Amerika Serikat menggunakan teknologi informasi untuk mengurangi jumlah karyawan mereka. Peranti lunak pengenalan suara mengurangi kebutuhan operator manusia dengan memampukan komputer mengenali kebutuhan seorang pelanggan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah dikomputerisasikan. Banyak perusahaan mengawasi apa yang dilakukan oleh karyawan mereka di Internet untuk mencegah mereka membuang-buang sumber daya perusahaan untuk melakukan aktivitas di luar bisnis.
Pada setiap kejadian, Anda akan menemukan nilai-nilai yang saling bertentangan di dunia kerja, dengan banyaknya kelompok yang membela nilai yang satu dan banyak juga kelompok yang membela nilai yang lain. Sebuah perusahaan mungkin berpendapat, misalnya bahwa perusahaan memiliki hak untuk menggunakan teknologi informasi untuk meningkatkan produktivitasnya dan mengurangi jumlah karyawannya untuk mengurangi biaya dan tetap berbisnis. Karyawan yang diberhentikan karena adanya sistem informasi ini mungkin beranggapan bahwa atasannya bertanggung jawab atas kesejahteraannya. Pemilik perusahaan mungkin merasa bertanggung jawab untuk memperkecil penurunan produktivitas. Karyawan mungkin merasa bahwa mereka harus menggunakan Internet untuk tugas-tugas pribadi yang penting sebagai pengganti telepon. Sebuah analisis yang mendalam atas fakta terkadang dapat menghasilkan solusi kompromi yang memberikan kepada masing-masing pihak “masing-masing setengah bagian”.


2.3     Studi Kasus
INTERNET: MUSUH ATAU TEMAN BAGI ANAK-ANAK?
Internet menawarkan begitu banyak hal kepada orang-orang di berbagai lapisan umur, termasuk anak-anak. Anak usia sekolah biasanya menggunakan Internet untuk tugas sekolah, untuk men-download musik, bermain game, dan untuk bersosialisasi dengan orang lain. Seorang anak mungkin menggunakan email atau pesan instan untuk tetap dekat dengan teman yang telah pindah atau anggota keluarga berada di lokasi yang jauh. Anak-anak yang pemalu mungkin menemukan komunitas online dan menemukan beberapa teman untuk berbagi perasaan yang tidak mampu diungkapkan kepada orang lain di dunia nyata. Anak-anak yang tinggal di daerah perdesaan dapat tetap terhubung dengan anak-anak lainnya yang terisolasi secara geografis.
Tetapi terdapat sisi gelap dari semua penggunaan Internet. Internet juga dapat membuat anak-anak terisolasi secara sosial dan terekspos pada aktivitas dan pengalaman yang tidak sehat.
Menurut psikiater anak-anak dan dewasa muda, Dr. David Bassler, beberapa anak menjadi terlalu terisolasi karena penggunaan Internet yang berlebihan. Seorang anak yang permalu atau kelebihan berat badan dapat menjadi seorang bintang sepak bola dalam sebuah pertandingan online atau menjadi seseorang dengan yang berbeda di MySpace (sebuah situs jejaring sosial)Bassler berkata bahwa “hingga batas tertentu hal ini baik, tetapi jika hal ini mulai menjadi fokus utama, penggunaan Internet dapat menjadi masalah”. Tetap online untuk waktu yang lama akan membuat seorang anak yang pemalu atau tertekan menjadi semakin pemalu dan tertekan.
Ketika anak-anak menghabiskan waktu terlalu banyak untuk online, mereka tidak akan mengerjakan pekerjaan rumah mereka atau tidak dapat fokus dengan tugas mereka di sekolah karena aktivitas online telah menguras banyak energi mereka.
Mereka tidak mengikuti olahraga dan aktivitas lain dan mereka tidak memberikan banyak waktu dengan teman-teman dan anggota keluarga di dunia nyata.
E-mail dan pesan instan dapat membantu kaum muda tetap dekat dengan teman dan keluarga, tetapi anak-anak ini juga bisa menjadi alat pelecehan dunia maya”. Anak-anak akan menggunakan perangkat ini untuk saling berkirim kalimat-kalimat yang bernada menghina atau mendistribusikan data pribadi yang seharusnya hanya ditujukan kepada beberapa teman dekat ke suatu lingkungan orang asing. Seseorang pemuda berusia 16 tahun yang telah diputus hubungan oleh pacarnya melalui telepon sangat terkejut menemukan penjelasan terperinci atas tindakan mantan pacar di profil pesan instannya. Mantan pacarnya telah menggunakan pesan instan untuk bercerita kepada keseluruhan  kontak sosialnya dalam jaringannya, termasuk teman dari temannya di sekolah yang berbeda, alasan putusnya hubungan tersebut dengan terperinci. Anak muda ini sangat sedih hingga ia memutuskan untuk tidak sekolah keesokan harinya.
Sepuluh juta anak muda menggunakan Internet setiap hari, dan satu dari lima telah didekati  oleh seorang "pemangsa anak", menurut informasi dari FBI. Penahanan yang dilakukan oleh pihak federal atas tindakan eksploitasi anak-anak secara online meningkat dua kali dari 863 menjadi 1.649 kasus antara tahun 2003 hingga 2005. Lima belas persen korban anak atas pecabulan seks online bersekolah di tingkat tujuh sampai sembilan. 
Para pemangsa online memantau nama samaran dan memeriksa dengan teliti informasi pribadi di situs-situs sosial seperti MySpace, Friendster, dan Facebook, untuk mencari anak-anak muda yang memiliki masalah rasa percaya diri. Mereka memberi pertanyaan seperti "Apakah kamu menyukai band ini? Dapatkah saya membantu pekerjaan rumah kamu?" kepada anak-anak muda ini. Kemudian, mereka akan mencoba untuk bertemu secara langsung dengan anak-anak muda ini.
Dr. Robert Kraut, seorang profesor di Universitas Carnegie-Mellon University yang telah melakukan penelitian perilaku online selama lebih dari satu dekade, mendapati bahwa semakin lama seseorang menggunakan Internet, semakin sedikit mereka bersosialisasi dan berkomunikasi dengan anggota keluarga mereka. Penggunaan Internet yang tinggi di antara anak muda disebabkan oleh semakin menurunnya dukungan sosial. Semakin banyak jam yang dihabiskan untuk mengobrol dengan orang-orang yang asing tidaklah menjadi suatu hubungan yang bermakna.
Obesitas, yang sekarang merupakan epidemi di Amerika Serikat, merupakan hal yang lazim di kalangan anak muda yang duduk di komputer selama berjam-jam sambil mengemil, dan banyak sekali situs Web yang mendorong mereka untuk melakukan hal itu.
Perusahaan makanan dengan agresif menggunakan permainan di Internet dan lainnya seperti download screensaver untuk memikat anak-anak membeli produknya. Situs web perusahaan tersebut menawarkan permainan anak-anak yang berkaitan dengan makanan ringan, seperti Chips Ahoy Soccer Shootout, Pop-Tart Slalom, dan Lucky Charms Wild Chocolate Mine. Sebuah penelitian oleh Kaiser Family Foundation mendapati bahwa antara Juni dan November 2005 lebih dari 12,2 juta anak-anak telah mengunjungi 77 situs Web perusahaan makanan yang masuk dalam penelitiannya.
Berdasarkan pimpinan peneliti Vicky Rideout, iklan Internet "tidak bisa menyamai iklan TV. Tetapi, meskipun tidak bisa menyamai, iklan Internet jangkauannya lebih dalam." Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang menyelidiki cakupan jangkauan Iklan Internet yang ditujukan kepada anak-anak.



PERTANYAAN STUDI KASUS
1.      Apakah penggunaan Internet oleh anak-anak dan remaja menggunakan dilema etika?  Mengapa atau Mengapa tidak?
2.      Apakah orang tua harus membatasi penggunaan Internet oleh anak-anak dan remaja?  Mengapa atau Mengapa tidak?

PRAKTIK SIM
Kunjungi situs Nabiscoworld.com  atau situs perusahaan makanan lainnya yang menawarkan permainan atau kegiatan interaktif lainnya yang menarik perhatian anak-anak dan remaja.
Jawab pertanyaan berikut.
1.      Permainan dan kegiatan interaktif apa yang tersedia di situs ini? Apakah terdapat batasan mengenai siapa saja yang dapat bermain?
2.      Bagaimana situs ini dapat membantu perusahaan meningkatkan penjualan produk makanan untuk anak-anak?
3.      Apakah situs ini meminta informasi pribadi? Informasi seperti apa?
4.      Apakah situs ini bermanfaat bagi konsumen? Apakah Manfaatnya?
5.      Apakah situs ini menghadirkan  dilema etika? Mengapa atau mengapa tidak?


BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
Manajer adalah pembuat aturan bagi organisasinya. Mereka harus menetapkan kebijakan dan prosedur dalam hal etika, termasuk penggunaan sistem informasi secara etis. Manajer juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan menyelesaikan dilema-dilema etika sewaktu mereka berusaha menyeimbangkan kebutuhan dan minat.
Perubahan pesat yang disebabkan oleh teknologi informasi menciptakan situasi-situasi baru dimana aturan-aturan dan hukum terkait tidak relevan lagi. Muncul berbagai macam “gray area” dimana standar etika belum ditetapkan dan disosialisasikan. Diperlukan sistem etika yang baru untuk era informasi sebagai penuntun individu dan organisasi dalam mengambil tindakan.
Teknologi informasi menghadirkan perubahan-perubahan yang menciptakan isu-isu etika baru bagi masyarakat untuk dibahas dan dicari jalan keluarnya. Meningkatkan kekuatan komputasi, penyimpanan data, dan kemampuan jaringan trmasuk internet bisa memperluas jangkauan tindakan individu dan organisasi dan memperbesar dampaknya. Kasus dan aninimitas dimana informasi dikomunikasikan, digandakan, dan diatur dalam lingkungan online, mengedepankan tantangan-tantangan atas aturan-aturan tradisional mengenai perilaku benar salah.
3.2    Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.

DAFTAR PUSTAKA
Laudon C. Kenneth. 2011. “Sistem Informasi Manajemen: Mengelola Perusahaan Digital”. Jakarta : Salemba Empat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar