MAKALAH
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
ISU SOSIAL DAN ETIKA
DALAM SISTEM INFORMASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK V
1. MAWADDA TURAHMA (1710091510657)
2. RAHMAWATI OCTAFIA
(1710091510677)
S1
AKUNTANSI V/A
DOSEN PEMBIMBING: HELMIATI, SE, M, Ak
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) - BANGKINANG
BANGKINANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
KATA
PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah,
puja dan puji hanya layak tercurahkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas
semua limpahan nikmat dan karunia-Nya dan shalawat serta salam tercurahkan
kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, manusia istimewa yang
seluruh perilakunya layak diteladani.
Makalah ini dibuat
dalam rangka mengikuti Program Pembelajaran Sistem Informasi Manajemen mengenai Isu Sosial dan Etika dalam
Sistem Informasi.
Banyak kesulitan dan
hambatan yang penulis hadapi dalam membuat makalah ini tetapi dengan semangat
dan kegigihan serta arahan, bimbingan dari berbagai pihak sehingga penulis
mampu menyelesaikan tugas mandiri ini dengan baik dan tepat pada waktunya, oleh
karena itu pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada: Ibu Helmiati,
SE, M. Ak selaku Dosen Pengajar.
Penulis menyimpulkan
bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu Penulis menerima saran
dan kritik, guna kesempurnaan makalah ini dan bermanfaat khususnya bagi Penulis
dan Pembaca pada umumnya.
Bangkinang Kota, 19 September 2019
PENULIS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 3
1.1
Latar Belakang........................................................................................ 3
1.2
Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3
Tujuan Penulisan...................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 5
2.1
Memahami Isu Etika dan Sosial yang Terkait dengan SI............................ 5
2.2
Etika dalam Masyarakat Informasi........................................................... 12
2.3
Studi Kasus.............................................................................................
BAB III PENUTUP......................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan............................................................................................. 21
3.2 Saran...................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Salah satu kewajiban manajerial adalah
membuat keputusan terbuka yang merupakan refleksi dari pemahaman isu-isu etika
dan sosial serta isu-isu bisnis di sekitar pemanfaatan sistem informasi.
1.2 Tujuan
Penulisan
Adapun penulisan makalah ini, Mahasiswa diharapkan dapat:
1.
Menganalisis hubungan antara isu etika, sosial, dan
politis yang muncul karena sistem inforimasi.
2.
Mengidentifikasi dimensi moral yang utama dari suatu
masyarakat informasi dan prinsip-prinsip tertentu tentang hubungan yang dapat
digunakan untuk memandu pengambilan keputusan yang beretika.
3.
Mengevaluasi sistem informasi kontemporer dan Internet
terhadap perlindungan privasi dan kekayaan intelektual perorangan.
4.
Memikirkan sistem informasi memengaruhi kehidupan
sehari-hari.
1.3 Rumusan
Masalah
Pada makalah ini akan dibahas apa saja
isu-isu etika, sosial, dan politik yang disebabkan oleh sistem informasi?
Apakah ada prinsip-prinsip khusus untuk perilaku yang bisa digunakan sebagai
penuntun pengambilan keputusan mengenai dilema etika? Serta sejumlah jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul pada pembahasan ini.
1.4 Manfa’at
Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kami sebagai mahasiswa khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Semoga makalah
ini dapat digunakan sebagai referensi bagi pihak yang ingin mempelajari lebih
dalam tentang Isu Sosial dan Etika dalam
Sistem Informasi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Memahami
Isu Etika Dan Sosial Yang Terkait Dengan Sistem Informasi
Dalam lima tahun terakhir kita menjadi
saksi dari salah satu periode etika yang paling menantang untuk bisnis di
Amerika Serikat dan dunia. Pelanggaran dalam keputusan etika dan bisnis
dari pihak manajemen ini terjadi di berbagai industri. Dalam lingkungan
hukum yang baru saat ini, manajer yang melanggar hukum dan telah dinyatakan
bersalah keumgkinan besar akan menghabiskan waktunya di penjara.
Undang-undang pidana pemerintah federal Amerika Serikat yang disahkan pada
tahun 1987 memberikan mandat kepada hakim federal untuk menjatuhkan hukuman
berat kepada eksekutif perusahaan yang didasarkan pada nilai uang kejahatan,
bukti adanya persekongkolan untuk mencegah ditemukannya kejahatan, dan
tidak mau bekerja sama dengan jaksa (US. Sentencing
Commission, 2004).
Di masa lalu perusahaan sering kali
harus membayar untuk pembelaan hukum atas keterlibatan karyawannya dalam
tuntutan perdata dan penyelidikan kriminal. Namun, saat ini perusahaan
diharuskan untuk bekerja sama dengan jaksa penuntut umum untuk mengurangi
tuntutan terhadap keseluruhan perusahaan karena menghalangi penyelidikan.
Ini berarti bahwa sebagai manajer atau karyawan, Anda harus selalu memutuskan
sendiri apa yang merupakan perilaku beretika dan tidak melanggar hukum. Tabel
berikut dapat memberikan sedikit contoh kasus terbaru yang menunjukkan gagalnya
penilaian oleh manajer senior dan menengah.
Enron
|
3
Eksekutif dinyatakan bersalah atas kesalahan dalam mengemukakan keuntungan
dengan menggunakan skema akuntansi yang tidak benar dan membuat laporan yang
salah kepada pemegang saham. Dinyatakan pailit tahun 2001
|
WorldCom
|
Perusahaan
Telekomunikasi terbesar ke-2 AS. Dirutnya dinyatakan bersalah karena dengan
tidak benar menggelembungkan pendapatan mencapai milyaran dolar dengan
menggunakan metode akuntansi yang tidak sah. Dinyatakan pailit tahun 2002.
|
Merrill
Lynch
|
Didakwa
membantu Enron dalam menyusun sarana keuangan yang tidak memiliki tujuan
bisnis, memungkinkan Enron untuk melaporkan keuntungannya dengan tidak benar
|
Parmalat
|
Kelompok
industri terbesar ke-8 di Italia didakwa karena salah menyataka lebih dari $5
miliar pendapatannya, keuntungannya, dan kekayaannya selama beberapa tahun;
eksekutif seniornya didakwa melakukan penggelapan.
|
Bristol-Myers
Squibb
|
Perusahaan
farmasi yang setuju untuk membayar denda $150 juta karena salah melaporkan
pendapatannya sebesar $1,5 miliar dan menggelembungkan nilai sahamnya.
|
Brocade
Com. System, Inc
|
Gregory
Reyes. CEO BCS, Inc sampai Januari tahun 2005, didakwa untuk kasus kriminal
dan perdata tahun 2006 karena mengeluarkan surat opsi lebih cepat dari
tanggal seharusnya dan menyembunyikan jutaan dolar dalam biaya kompensasi
untuk para pemegang saham. Hampir 100 perusahaan teknologi di Silicon Valley
juga sedang diselidikinatas kasus yang sama.
|
Meskipun
contoh keputusan etika yang salah dan penetapan hukum ini sebagian besar tidak
dilakukan oleh departemen sistem informasi, sistem informasi adalah instrumen dalam
banyak kasus penipuan ini. Dalam banyak kasus, para pelaku kejahatan
biasanya menggunakan sistem informasi pelaporan keuangan untuk menyembunyikan
keputusan mereka dari perhatian umum dengan harapan mereka tidak akan pernah
tertangkap. Dalam bab ini akan dibahas dimensi etika dari sistem informasi dan tindakan
lain yang didasarkan pada penggunaan sistem informasi.
Etika (ethics) merujuk pada sebuah prinsip yang benar dan salah yang
digunakan seseorang, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, untuk
membuat keputusan untuk mengarahkan perilakunya. Sistem informasi menimbulkan
pertanyaan etika yang baru baik untuk individu maupun masyarakat karena sistem
informasi menciptakan peluang untuk perubahan sosial yang besar, dan juga
membahayakan distribusi kekuatan, uang, dan kewajiban yang ada.
Seperti juga teknologi yang lain,
seperti mesin uap, listrik, telepon, dan radio, teknologi informasi dapat
digunakan untuk mencapai kemajuan sosial, tetapi juga dapat digunakan untuk
melakukan tindak kejahatan dan membahayakan nilai-nilai sosial yang
penting. Perkembangan teknologi informasi akan menghasilkan banyak
manfaat di satu sisi tetapi juga menimbulkan kerugian di sisi lain.
Permasalahan etika dalam sistem
informasi telah memberikan desakan baru dengan semakin maraknya penggunaan
Internet dan perdagangan elektronik. Internet dan teknologi perusahaan
digital membuat semakin mudah daripada sebelumnya untuk menyusun, menggabungkan,
dan mendistribusikan informasi, memberikan perhatian baru tentang penggunaan
informasi pelanggan dengan tepat, perlindungan privasi pribadi, dan
perlindungan hak kekayaan intelektual. Orang-orang dalam yang memiliki
kemampuan khusus dapat 'membodohi' sistem informasi dengan mengganti rekaman
telepon, dan mengalihkan uang. pada skala yang tidak bisa dibayangkan dalam
era komputer sekarang ini.
Permasalahan etika yang mendesak lainnya
yang disebabkan oleh sistem informasi adalah menciptakan akuntabilitas atas konsekuensi
sistem informasi, menetapkan standar untuk kualitas sistem pengamanan yang melindungi
keamanan individu dan masyarakat, dan melindungi nilai dan institusi yang
sangat penting bagi kualitas hidup dalam masyarakat informasi. Ketika
menggunakan sistem informasi, hal berikut perlu ditanyakan, "Tindakan apa
yang bertanggungjawab secara sosial dan etika?"

Isu
etika, sosial, dan politis sangat terkait satu sama lainnya. Dilema etika yang
mungkin Anda hadapi sebagai manajer sistem informasi biasanya timbul dalam perdebatan
sosial dan politik. Cara melihat hubungan ini pada gambar berikut ini.
Bayangkan masyarakat seperti danau yang tenang di musim panas, ekosistem tenang
yang memiliki keseimbangan dengan individu, sosial, dan politik.
Setiap
orang tahu bagaimana harus bertindak dalam danau ini karena hubungan sosial
(keluarga, pendidikan, organisasi) didukung oleh aturan-aturan perilaku yang
telah dikembangkan dengan baik, dan didukung oleh hukum yang dikembangkan di
sektor politik yang memberikan saran-saran berperilaku dan memberikan sanksi atas
setiap pelanggaran Sekarang lemparkan sebuah batu ke tengah danau itu. Tetapi
bayangkan jika batu yang memberikan daya merusak ini adalah teknologi informasi
baru yang sangat ampuh yang mengejutkan masyarakat sehingga menjadi tidak
tenang. Apa yang akan terjadi? Akan timbul gelombang tentunya.
Tiba-tiba
para individu yang terlibat dihadapkan dengan situasi baru yang tidak dapat
diatasi oleh aturan-aturan lama. Institusi sosial tidak dapat menanggapi
riak-riak ini dengan cepat, diperlukan beberapa tahun untuk mengembangkan
etiket, harapan, tanggung jawab sosial, perilaku politis yang benar, atau aturan
yang berterima. Institusi politik juga membutuhkan waktu sebelum menetapkan
undang-undang baru dan sering kali harus didahului dengan demonstrasi yang
hebat sebelum akhirnya bertindak. Untuk saat ini, Anda yang harus
bertindak. Anda ditantang untuk bertindak dalam suatu wilayah abu-abu
dalam hukum. Model ini dapat digunakan untuk menggambarkan dinamika yang
menghubungkan isu etika, sosial, dan politis. Model ini juga bermanfaat
untuk mengidentifikasi dimensi moral yang utama dari teknologi informasi, yang
saling melintasi berbagai tindakan, individu, sosial, dan politis.

Isu
etika, sosial, dan politis utama yang muncul oleh adanya sistem informasi meliputi
dimensi moral berikut:
1. Hak dan kewajiban informasi. Hak
informasi (information right) apa
yang dimiliki individu dan organisasi? Apa yang dapat dilindungi hak
tersebut? Apakah kewajiban individu dan organisasi yang berkaitan dengan
informasi ini?
2. Kepemilikan hak dan kewajiban. Bagaimana
hak kekayaan intelektual pribadi tradisional dilindungi dalam sebuah masyarakat
digital di mana melacak dan menghitung hak kepemilikan sulit dilakukan dan mengabaikan
hak-hak pribadi menjadi sangat mudah?
3. Akuntabilitas dan
pengendalian. Siapa yang dapat dan akan dituntut akuntabilitas dan
tanggungjawabnya atas bahaya-bahaya yang terjadi dari informasi individu dan kolektif
serta hak-hak pribadi?
4. Kualitas sistem. Standar kualitas
sistem dan data apakah yang harus dipenuhi untuk melindungi hak pribadi dan
keamanan masyarakat?
5. Kualitas hidup. Nilai apa yang
harus dilindurigi dalam sebuah masyarakat yang didasarkan pengetahuan dan
teknologi? Institusi mana yang harus dilindungi dari kejahatan? Nilai dan
praktik budaya mana yang didukung teknologi informasi yang baru?

Isu
etika telah ada lama sebeium teknologi informasi ada. Meskipun begitu,
teknologi informasi telah meningkatkan perhatian etika, mempersulit tatanan
sosial yang ada, dan membuat beberapa undang-undang menjadi usang atau sering
timpang. Sistem dan teknologi informasi juga menciptakan peluang baru bagi
perilaku kriminal dan kejahatan. Ada 4 tren teknologi utama yang
bertanggung jawab atas tekanan-tekanan etika ini yang diringkas dalam tabel berikut.
TREN
|
PENGARUH
|
Kecepatan
komputasi berlipat 2 kali setiap 18 bulan
|
Banyak organisasi bergantung pada sistem komputer
untuk operasi yang penting.
|
Biaya penyimpanan data menurun dengan cepat
|
Perusahaan dapat dengan mudah memelihara secara
terperinci masing-masing basis datanya.
|
Kemajuan analisis data
|
Perusahaan dapat menganalisis data berukuran besar
yang diperoleh secara terpisah untuk mengembangkan profil yang terperinci
atas perilaku individu
|
Kemajuan jaringan dan internet
|
Menyalin data dari satu lokasi ke lokasi lain dan
mendapatkan data pribadi dari lokasi yang jauh menjadi sangat mudah.
|
Kemajuan dalam penyimpanan data telah menyebabkan
kejahatan rutin atas privasi individu menjadi murah dan efektif. Sistem
penyimpanan data yang besar telah cukup murah untuk suatu daerah dan bahkan
perusahaan eceran lokal menggunakannya dalam mengidentifikasi
pelanggannya. Sebagai contoh, perusahaan pencarian besar, seperti Google,
America Online (AOL), MSN, dan Yahoo! memelihara data pencarian terperinci
atas lebih dari 75 juta orang Amerika yang menggunakan mesin pencari di
Internet setiap harinya dan yang memproses lebih dari 200 juta pencarian setiap
hari. Pengumpulan 'niat pelanggan' yang raksasa ini menjadi sasaran alami
bagi perusahaan-perusahaan swasta untuk melihat peluang pasar, bagi badan
pemerintah, dan bagi penyelidik swasta.
Kemajuan dalam teknik analisis data untuk kelompok data
yang besar merupakan tren teknologi lain yang meningkatkan perhatian etika
karena badan pemerintah dan perusahaan dengan mudah mampu menemukan informasi
pribadi individu dengan lebih terperinci. Pikirkan segala cara Anda
menghasilkan informasi komputer tentang diri Anda sendiri, transaksi dengan
kartu kredit; telepon; berlangganan majalah; menyewa
video; membeli pesanan melalui surat; catatan bank; catatan
pemerintah, daerah; dan membuka situs Web untuk membaca, menggunakan mesin
pencari, menulis blog dan sebagainya. Apa yang menurut Anda rahasia, pada
kenyataannya dapat dengan cepat menjadi konsumsi publik.
Perusahaan dengan produk yang harus dijual membeli
informasi yang sesuai dari sumber ini untuk membantu menentukan program pemasaran
dengan mudah. Penggunaan komputer untuk menggabungkan data dari sumber
yang banyak ini dan menghasilkan dokumen elektronik berisi informasi perorangan
secara terperinci disebut profiling.
Sebagai contoh, ratusan situs Web memperbolehkan
DoubleClick (www.doubleclick.net), pialang iklan Internet, untuk melacak aktivitas pengunjung sebagai ganti
pendapatan iklan yang sesuai dengan informasi yang diperoleh dari pengunjung
DoubleClick. DoubleClick menggunakan informasi ini untuk membuat profil
pengunjung online, menambahkan lebih banyak
perincian pada profil tersebut saat pengunjung mengakses situs mitra
DoubleClick. Lebih jauh lagi DoubleClick dapat membuat sebuah dokumen yang
menjelaskan pengeluaran pribadi dan kebiasaan komputasi orang di Web yang dapat
dijual ke perusahaan untuk membantu mereka menentukan sasaran iklan Webnya
dengan lebih repat.
Sebuah teknologi analisis data terbaru yang disebut nonobvious relationship awareness (NORA) telah memberikan lebih banyak
kapasitas profiling bagi sektor
swasta dan pemerintah. NORA dapat mengambil informasi tentang seseorang
dari berbagai sumber yang terpisah, seperti aplikasi karyawan, catatan telepon,
daftar pelanggan, dan daftar "orang-orang yang dicari," dan
mengaitkan hubungan untuk memperoleh koneksi tersembunyi yang tidak jelas yang
mungkin dapat membantu mengidentifikasikan pelaku kejahatan atau teroris.
Teknologi NORA membaca data dan mengambil informasi
pada saat data diciptakan sehingga NORA dapat dengan cepat menemukan seseorang
di gerai tiket maskapai penerbangan yang berbagi sebuah nomor telepon yang diketahui
sebagai teroris sebelum orang tersebut berhasil terbang. Teknologi ini
telah dipandang sebagai perangkat yang berharga bagi keamanan nasional tetapi
juga memiliki implikasi privasi karena teknologi ini dapat pula menyediakan
gambaran yang cukup terperinci mengenai suatu aktivitas dan juga keterkaitan
dengan seseorang.
Akhirnya, kemajuan dalam jaringan, termasuk Internet,
menjanjikan penurunan biaya yang besar untuk memindahkan dan mengakses kuantitas
data yang besar dan membuka kemungkinan untuk menggali kelompok data yang
terpisah lebih dalam lagi menggunakan mesin desktop
yang kecil, yang memungkinkan dilakukannya invasi terhadap privasi dalam skala
dan ketepatan yang tidak pernah bisa dibayangkan sebelumnya. Jika
teknologi komputasi dan jaringan akan terus mengalami kemajuan dengan laju yang
sama seperti di masa lalu, maka pada tahun 2023, perusahaan-perusahaan besar
hanya perlu menggunakan satu PC kontemporer untuk dapat mengawasi setiap dari 350
juta orang yang pada saat itu akan hidup di Amerika Serikat (Farmer dan
Mann, 2003).
Perkembangan
jaringan komunikasi digital dunia yang secara luas tersedia untuk individu dan
perusahaan menimbulkan banyak perhatian etika dan sosial. Siapakah yang
akan bertanggung jawab atas aliran informasi dalam jaringan ini? Apakah Anda
akan dapat menelusuri informasi yang berkaitan dengan diri Anda? Apa yang
akan dilakukan oleh jaringan ini terhadap hubungan-hubungan tradisional antara
keluarga, kerja, dan waktu luang? Bagaimanakah rancangan pekerjaan yang
tradisional akan berubah ketika jutaan ‘karyawan’ menjadi subkontraktor dengan
menggunakan kantor bergerak yang harus mereka bayar?
2.2 Etika Dalam
Masyarakat Informasi
Etika
adalah suatu masalah bagi manusia vang memiliki kebebasan untuk memilih. Etika
adalah tentang pilihan masing-masing orang, ketika berhadapan dengan berbagai
alternatif tindakan, apa pilihan moral yang paling tepat? Apakah ciri-ciri
utama dari pilihan etika?
v
Konsep
Dasar: Tanggung Jawab, Akuntabilitas, dan Liabilitas
Pilihan
etika adalah keputusan yang dibuat oleh setiap orang yang akan bertanggung
jawab atas setiap konsekuensi yang timbul dari tindakannya.
Tanggung
jawab (responsibility) adalah sebuah elemen
penting dari tindakan etika. Tanggung jawab berarti bahwa Anda menerima
semua biaya, kewajiban, dan keharusan yang akan muncul sebagai akibat dari
keputusan yang Anda buat.
Akuntabilitas (accountability) adalah ciri ciri dari
sistem dan hubungan sosial, ini berarti bahwa ada mekanisme yang menentukan
siapa yang melakukan tindakan yang bertanggung jawab, siapa yang bertanggung
jawab. Sistem dan institusi yang sulit menentukan siapa yang mengambil
tindakan apa yang akan gagal melakukan analisis etika atau tindakan
etika.
Liabilitas (liability) adalah ciri-ciri sistem
politis di mana suatu badan hukum mengambil peranan yang memberi izin kepada
individu untuk memperbaiki kerugian yang disebabkan oleh pelaku, sistem, atau
organisasi lain. Proses wajib (due
process) adalah ciri yang terkait dari masyarakat hukum dan merupakan suatu
proses di mana hukum diketahui dan dipahami dengan baik dan ada kemampuan untuk
naik banding ke pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi untuk memastikan
bahwa hukum ditegakkan.
Konsep-konsep dasar ini
membentuk fondasi untuk analisis etika dari sistem informasi dan mereka
yang mengelola sistem informasi tersebut. Pertama, teknologi informasi disaring
melalui institusi sosial, organisasi, dan individu. Sistem itu sendiri
sebenarnya tidak berpengaruh. Apapun pengaruh sistem informfasi yang
terjadi merupakan hasil dari tindakan dan perilaku institusi, organisasi, dan
individu. Kedua, tanggungjawab atas konsekuensi teknologi jelas jatuh pada
manajer institusi, organisasi, dan individu yang memilih untuk menggunakan
teknologi tersebut. Menggunakan teknologi informasi dengan cara yang bertanggung
jawab secara sosial berarti bahwa Anda dapat dan akan dimintai tanggung jawab
atas konsekuensi dari tindakan Anda sendiri. Ketiga, dalam sebuah
masyarakat politis yang beretika, orang-orang dapat pulih dari kerusakan yang
dilakukan terhadap mereka melalui seperangkat undang-undang yang dicirikan oleh
proses wajib.
v
Analisis
Etika
Ketika
dihadapkan pada situasi yang tampaknya memunculkan isu etika, bagaimana seharusnya
Anda menganalisis masalah ini? Proses lima langkah berikut dapat membantu.
1. Identifikasi dan jelaskan faktanya
dengan jelas. Tentukan siapa yang melakukan apa kepada siapa, di mana,
kapan, dan bagaimana. Dalam banyak kasus, Anda akan terkejut atas banyaknya
kesalahan pada fakta-fakta yang awalnya dilaporkan, dan seringkali Anda akan
menemukan dengan mudah bahwa hanya dengan mengumpulkan fakta, solusinya akan
segera menjadi jelas. Akan juga membantu jika meminta pihak-pihak yang bersengketa
dalam sebuah dilema etika bersepakat pada fakta-fakta tersebut.
2. Definisikan konflik atau dilemanya dan identifikasi
nilai-nilai luhur yang terlibat. Isu etika, sosial, dan politis selalu merujuk
pada nilai-nilai luhur. Pihak yang terlibat pertikaian selalu mengklaim bahwa mereka
menjunjung nilai yang luhur (contohnya: kebebasan, privasi, perlindungan atas
kekayaan, dan sistem perusahaan bebas). Umumnya, mendukung nilai-nilai
yang layak diperjuangkan.
3. Identifikasi pihak-pihak yang
berkepentingan. Setiap isu etika, sosial, dan politis memiliki pihak-pihak
yang berkepentingan: para pemain dalam pertandingan yang memiliki kepentingan
dalam hasilnya, yang telah berinvestasi dalam situasi ini, dan yang mereka
inginkan. Hal ini akan bermanfaat pada saat merancang solusi.
4. Identifikasi pilihan yang dapat Anda
ambil dengan beralasan. Anda mungkin menemukan bahwa tidak ada pilihan yang
dapat memuaskan semua kepentingan yang terlibat, tetapi beberapa pilihan lebih
baik daripada yang lainnya. Terkadang mendapatkan solusi yang baik atau
beretika tidak harus selalu menyeimbangkan semua konsekuensi kepada pihak-pihak
yang berkepentingan.
5. Identifikasi potensi konsekuenasi dari
pilihan Anda. Beberapa pilihan mungkin secara etika benar tetapi sangat
merusak dari sudut pandang yang lain. Pilihan yang lain mungkin berlaku untuk
suatu kasus tetapi tidak berlaku untuk kasus lain yang serupa. Selalu
tanyakan pada diri Anda, "Bagaimana jika saya mengambil pilihan ini secara
konsisten dari waktu ke waktu?"
v
Prinsip
Etika Kandidat
1) Perlakukan orang lain seperti apa yang
Anda harapkan orang lain perlakukan Anda (Aturan Emas-Golden Rule). Tempatkan diri Anda di pihak yang lain, dan berpikirlah
sebagai objek dari keputusan Anda. Ini dapat membantu Anda berpikir dengan
adil dalam membuat keputusan.
2) Jika suatu tindakan tidak baik untuk dilakukan
oleh semua orang, maka tindakan itu tidak baik dilakukan oleh siapapun juga
(Imperatif Kategoris Immanuel Kant- Immanuel
Kant's Categorical Imperative). Tanyakan pada diri Anda, "Jika
setiap orang melakukan tindakan ini, dapatkah organisasi, atau masyarakat,
bertahan?
3) Jika sebuah tindakan tidak dapat dilakukan
berulang-ulang, tindakan ini tidak tepat untuk diambil (Aturan Perubahan
Descartes- Descartes' Rule of Change).
Ini merupakan aturan "jalan menurun yang licin": Sebuah tindakan
mungkin membawa sebuah perubahan kecil untuk saat ini yang masih dapat
diterima, tetapi jika tindakan ini diulang-ulang akan muncul perubahan yang
tidak dapat diterima dalam jangka panjang. Dalam bahasa sehari-hari dapat
dinyatakan dengan "Jika Anda mulai menuruni sebuah jalan yang licin, Anda
mungkin tidak akan dapat berhenti."
4) Ambil tindakan yang dapat mencapai nilai
yang lebih besar atau luhur (Prinsip Utilitarian-Utilitarian Principle).
Aturan ini mengasumsikan Anda dapat memprioritaskan nilai dalam suatu
susunan peringkat dan memahami konsekuensi dari berbagai macam tindakan.
5) Ambil sebuah tindakan yang menghasilkan
potensi bahaya atau biaya yang paling sedikit (Prinsip menghindari risiko-Risk Aversion Principle).
Beberapa
tindakan membawa biaya yang sangat tinggi dengan probabilitas yang sangat
rendah (contoh, membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir di daerah
perkotaan) atau biaya yang sangat tinggi dengan probabilitas menengah
(kecelakaan mobil dan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi). Hindari tindakan
yang memiliki biaya kegagalan yang tinggi, dan beri perhatian lebih besar pada
kasus-kasus yang memiliki probabilitas tinggi atau menengah dengan biaya
potensial yang tinggi.
6) Asumsikan bahwa sebenarnya semua objek
nyata dan tidak nyata dimiliki oleh seseorang kecuali jika ada yang pernyataan khusus
lain (disebut dengan aturan etika "tidak ada makan siang gratis"- ethical "no free lunch” rule). Jika seseorang telah menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat untuk Anda, sesuatu tersebut bernilai, dan Anda harus
mengasumsikan bahwa pembuatnya ingin kompensasi atas hasil kerjanya.
v Kode Perilaku Profesional
Ketika
sekelompok manusia mengklaim diri mereka profesional, mereka memiliki kewajiban
dan hak khusus karena klaim khusus mereka atas pendidikan, kebijaksanaan, dan
kehormatan. Kode perilaku profesional disebarluaskan oleh berbagai
asosiasi profesional, seperti American
Medical Association (AMA), American
Bar Association (ABA), Association in
Information Technology Proffessionals (AITP), dan Association of Computing Machinery (ACM). Kelompok profesional
ini bertanggung jawab atas sebagian aturan dari profesi mereka dengan
menentukan kualifikasi dan kompetensi yang dibutuhkan. Kode etik adalah
janji profesi untuk menata diri mereka sendiri di dalam masyarakat luas. Sebagai
contoh, menghindari bahaya untuk orang lain, menghargai hak pribadi (termasuk
kekayaan intelektual), dan menghargai privasi terdapat dalam General Moral Imperatives dari ACM’s Code of Ethics and Professional Conduct.
v
Beberapa Dilema
Etika Dalam Dunia Nyata
Sistem
informasi telah menciptakan dilema etika baru di mana satu kelompok kepentingan
bertentangan dengan yang lain. Sebagai contoh, banyak perusahaan telepon
besar di Amerika Serikat menggunakan teknologi informasi untuk mengurangi
jumlah karyawan mereka. Peranti lunak pengenalan suara mengurangi
kebutuhan operator manusia dengan memampukan komputer mengenali kebutuhan
seorang pelanggan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang sudah
dikomputerisasikan. Banyak perusahaan mengawasi apa yang dilakukan oleh karyawan
mereka di Internet untuk mencegah mereka membuang-buang sumber daya perusahaan
untuk melakukan aktivitas di luar bisnis.
Pada setiap
kejadian, Anda akan menemukan nilai-nilai yang saling bertentangan di dunia
kerja, dengan banyaknya kelompok yang membela nilai yang satu dan banyak juga
kelompok yang membela nilai yang lain. Sebuah perusahaan mungkin berpendapat,
misalnya bahwa perusahaan memiliki hak untuk menggunakan teknologi informasi
untuk meningkatkan produktivitasnya dan mengurangi jumlah karyawannya untuk
mengurangi biaya dan tetap berbisnis. Karyawan yang diberhentikan karena adanya
sistem informasi ini mungkin beranggapan bahwa atasannya bertanggung jawab atas
kesejahteraannya. Pemilik perusahaan mungkin merasa bertanggung jawab untuk
memperkecil penurunan produktivitas. Karyawan mungkin merasa bahwa mereka harus
menggunakan Internet untuk tugas-tugas pribadi yang penting sebagai pengganti
telepon. Sebuah analisis yang mendalam atas fakta terkadang dapat menghasilkan
solusi kompromi yang memberikan kepada masing-masing pihak “masing-masing
setengah bagian”.
2.3 Studi
Kasus
INTERNET: MUSUH ATAU TEMAN BAGI
ANAK-ANAK?
Internet
menawarkan begitu banyak hal kepada orang-orang di berbagai lapisan umur,
termasuk anak-anak. Anak usia sekolah biasanya menggunakan Internet untuk
tugas sekolah, untuk men-download
musik, bermain game, dan untuk bersosialisasi
dengan orang lain. Seorang anak mungkin menggunakan email atau pesan instan untuk tetap dekat dengan teman yang telah
pindah atau anggota keluarga berada di lokasi yang jauh. Anak-anak yang pemalu mungkin menemukan komunitas online dan menemukan “beberapa teman” untuk berbagi perasaan yang tidak mampu diungkapkan
kepada orang lain
di dunia nyata. Anak-anak yang tinggal di daerah perdesaan dapat tetap
terhubung dengan anak-anak lainnya yang terisolasi secara geografis.
Tetapi terdapat sisi gelap dari semua penggunaan Internet. Internet juga
dapat membuat anak-anak terisolasi secara sosial dan terekspos pada aktivitas
dan pengalaman yang tidak sehat.
Menurut psikiater anak-anak dan dewasa muda, Dr.
David Bassler, beberapa anak menjadi terlalu terisolasi karena penggunaan
Internet yang berlebihan. Seorang anak yang permalu atau kelebihan berat badan dapat menjadi seorang bintang sepak bola dalam sebuah
pertandingan online atau menjadi
seseorang dengan yang berbeda di MySpace (sebuah situs jejaring sosial). Bassler berkata
bahwa “hingga batas tertentu hal ini baik, tetapi jika hal ini mulai menjadi
fokus utama, penggunaan Internet dapat menjadi masalah”. Tetap online untuk waktu yang lama akan membuat seorang anak yang pemalu
atau tertekan menjadi semakin pemalu dan tertekan.
Ketika
anak-anak menghabiskan waktu terlalu banyak untuk online, mereka tidak akan mengerjakan pekerjaan rumah mereka atau
tidak dapat fokus dengan tugas mereka di sekolah karena aktivitas online telah menguras banyak energi
mereka.
Mereka
tidak mengikuti olahraga
dan aktivitas lain dan mereka tidak memberikan banyak waktu dengan teman-teman dan anggota keluarga di dunia
nyata.
E-mail dan pesan instan dapat membantu kaum muda tetap dekat dengan
teman dan keluarga,
tetapi anak-anak ini juga bisa menjadi alat “pelecehan dunia maya”. Anak-anak akan menggunakan perangkat ini untuk saling berkirim kalimat-kalimat
yang bernada menghina atau mendistribusikan data pribadi yang seharusnya hanya
ditujukan kepada beberapa teman dekat ke suatu lingkungan orang asing.
Seseorang pemuda berusia 16 tahun yang telah diputus hubungan oleh pacarnya melalui telepon sangat terkejut menemukan
penjelasan terperinci atas tindakan mantan pacar di profil pesan instannya. Mantan pacarnya telah
menggunakan pesan instan untuk bercerita kepada keseluruhan kontak sosialnya dalam
jaringannya, termasuk teman dari temannya di sekolah yang berbeda, alasan putusnya hubungan tersebut
dengan terperinci. Anak muda ini sangat sedih hingga ia memutuskan untuk tidak sekolah keesokan
harinya.
Sepuluh
juta anak muda menggunakan Internet setiap hari, dan satu dari lima telah
didekati oleh seorang "pemangsa anak", menurut informasi dari FBI. Penahanan
yang dilakukan oleh pihak federal atas tindakan eksploitasi anak-anak secara online meningkat dua kali dari 863 menjadi 1.649 kasus antara tahun 2003 hingga 2005. Lima belas persen
korban anak atas pecabulan seks online
bersekolah di tingkat tujuh sampai sembilan.
Para
pemangsa online memantau nama samaran dan memeriksa dengan teliti informasi pribadi
di situs-situs sosial seperti MySpace, Friendster, dan Facebook, untuk mencari
anak-anak muda yang memiliki masalah rasa percaya diri. Mereka memberi pertanyaan seperti "Apakah kamu
menyukai band ini? Dapatkah saya membantu pekerjaan rumah kamu?" kepada anak-anak muda ini. Kemudian,
mereka akan mencoba
untuk bertemu secara langsung dengan anak-anak muda ini.
Dr. Robert
Kraut, seorang profesor di Universitas Carnegie-Mellon University yang telah melakukan penelitian perilaku online selama lebih dari satu dekade, mendapati bahwa semakin lama seseorang menggunakan Internet, semakin sedikit
mereka bersosialisasi dan berkomunikasi
dengan anggota keluarga
mereka. Penggunaan Internet yang tinggi di antara anak muda disebabkan oleh semakin menurunnya dukungan sosial. Semakin
banyak jam yang dihabiskan untuk mengobrol dengan orang-orang yang asing tidaklah
menjadi suatu hubungan yang bermakna.
Obesitas,
yang sekarang merupakan epidemi di Amerika Serikat, merupakan hal yang lazim di
kalangan anak muda yang duduk di
komputer selama berjam-jam sambil mengemil, dan banyak sekali situs Web yang
mendorong mereka untuk melakukan hal itu.
Perusahaan
makanan dengan agresif menggunakan permainan di Internet dan lainnya seperti download screensaver untuk memikat anak-anak membeli produknya. Situs web perusahaan
tersebut menawarkan permainan anak-anak yang berkaitan dengan makanan ringan, seperti
Chips Ahoy Soccer Shootout,
Pop-Tart Slalom, dan Lucky Charms Wild Chocolate Mine. Sebuah penelitian oleh Kaiser
Family Foundation mendapati bahwa antara Juni dan November 2005 lebih dari 12,2 juta anak-anak
telah mengunjungi
77 situs Web perusahaan makanan yang masuk dalam penelitiannya.
Berdasarkan
pimpinan peneliti Vicky Rideout, iklan Internet "tidak bisa menyamai iklan
TV. Tetapi, meskipun tidak bisa menyamai, iklan Internet jangkauannya lebih dalam." Penelitian
ini merupakan penelitian pertama yang menyelidiki cakupan jangkauan Iklan Internet yang ditujukan kepada anak-anak.
PERTANYAAN
STUDI KASUS
1.
Apakah penggunaan Internet oleh anak-anak dan remaja menggunakan dilema
etika? Mengapa atau Mengapa tidak?
2.
Apakah orang tua harus membatasi penggunaan Internet oleh anak-anak dan remaja? Mengapa atau Mengapa tidak?
PRAKTIK SIM
Kunjungi situs
Nabiscoworld.com atau situs perusahaan makanan lainnya yang menawarkan permainan atau kegiatan interaktif lainnya
yang menarik perhatian anak-anak dan remaja.
Jawab pertanyaan berikut.
1.
Permainan dan kegiatan interaktif apa yang
tersedia di situs ini? Apakah terdapat batasan
mengenai siapa saja yang dapat bermain?
2.
Bagaimana situs ini dapat membantu perusahaan
meningkatkan penjualan produk makanan untuk anak-anak?
3.
Apakah situs ini meminta informasi pribadi?
Informasi seperti apa?
4.
Apakah situs ini bermanfaat bagi konsumen? Apakah
Manfaatnya?
5.
Apakah situs ini menghadirkan dilema etika? Mengapa
atau mengapa tidak?
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Manajer adalah pembuat aturan bagi organisasinya. Mereka
harus menetapkan kebijakan dan prosedur dalam hal etika, termasuk penggunaan sistem
informasi secara etis. Manajer juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi,
menganalisis, dan menyelesaikan dilema-dilema etika sewaktu mereka berusaha
menyeimbangkan kebutuhan dan minat.
Perubahan pesat yang disebabkan oleh teknologi informasi
menciptakan situasi-situasi baru dimana aturan-aturan dan hukum terkait tidak
relevan lagi. Muncul berbagai macam “gray
area” dimana standar etika belum ditetapkan dan disosialisasikan.
Diperlukan sistem etika yang baru untuk era informasi sebagai penuntun individu
dan organisasi dalam mengambil tindakan.
Teknologi informasi menghadirkan perubahan-perubahan yang
menciptakan isu-isu etika baru bagi masyarakat untuk dibahas dan dicari jalan
keluarnya. Meningkatkan kekuatan komputasi, penyimpanan data, dan kemampuan
jaringan trmasuk internet bisa memperluas jangkauan tindakan individu dan
organisasi dan memperbesar dampaknya. Kasus dan aninimitas dimana informasi
dikomunikasikan, digandakan, dan diatur dalam lingkungan online, mengedepankan
tantangan-tantangan atas aturan-aturan tradisional mengenai perilaku benar
salah.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Laudon C. Kenneth. 2011. “Sistem Informasi Manajemen: Mengelola Perusahaan Digital”. Jakarta
: Salemba Empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar