GALERI KU HAL YANG MEMBUATKU SANGAT SENANG KETIKA DIWAKTU LUANG MENGENANG MASA SEKOLAH
Widget Animasi

Kamis, 26 April 2018

Abu Darda Radhiyallahu anhu, sahabat yang Zuhud dan taat beribadah

*ABU DARDA RADHIYALLAHU ANHU, SAHABAT YANG ZUHUD DAN TAAT BERIBADAH*

_BELIAU ADALAH SAHABAT YANG ZUHUD DAN RAJIN BERIBADAH_
Abu Juhaifah Wahb bin `Abdillâh Radhiyallahu anhu berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mempersaudarakan Salman al-Fârisi dan Abu Darda` Radhiyallahu anhuma.” Setelah itu Salmân Radhiyallahu anhu mengunjungi Abu Darda` Radhiyallahu anhu. Dia melihat Ummu Darda`Radhiyallahu anha memakai pakaian kerja dan tidak mengenakan pakaian yang bagus. Salman Radhiyallahu anhu bertanya kepadanya, “Wahai Ummu Darda`, kenapa engkau berpakaian seperti itu?”

Ummu Darda` Radhiyallahu anha menjawab, “Saudaramu Abu Darda` Radhiyallahu anhu sedikit pun tidak perhatian terhadap istrinya. Di siang hari dia berpuasa dan di malam hari dia selalu shalat malam.”

Lantas datanglah Abu Darda` Radhiyallahu anhu dan menghidangkan makanan kepadanya seraya berkata, “Makanlah (wahai saudaraku), sesungguhnya aku sedang berpuasa”

Salman Radhiyallahu anhu menjawab, “Aku tidak akan makan hingga engkau makan.” Lantas Abu Darda` Radhiyallahu anhu pun ikut makan.

Tatkala malam telah tiba, Abu Darda` Radhiyallahu anhu pergi untuk mengerjakan shalat. Akan tetapi, Salman Radhiyallahu anhu menegurnya dengan mengatakan, “tidurlah” dan dia pun tidur. Tak lama kemudian dia bangun lagi dan hendak shalat, dan Salman Radhiyallahu anhu berkata lagi kepadanya, “tidurlah.” (dia pun tidur lagi-pen)

Ketika malam sudah lewat Salman Radhiyallahu anhu berkata kepada Abu Darda` Radhiyallahu anhu , “Wahai Abu Darda`, sekarang bangunlah”. Maka keduanya pun mengerjakan shalat”

Setelah selesai shalat, Salman Radhiyallahu anhu berkata kepada Abu Darda` Radhiyallahu anhu, “ (Wahai Abu Darda`) sesungguhnya Rabbmu mempunyai hak atas dirimu, badanmu mempunyai hak atas dirimu dan keluargamu (istrimu) juga mempunyai hak atas dirimu. Maka, tunaikanlah hak mereka.”

(selanjutnya) Abu Darda` Radhiyallahu anhu mendatangi Rasulullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menceritakan kejadian tersebut kepadanya.

*Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Salman benar” [HR. al-Bukhâri no. 1867., kitab Ash-Shahâbah hlm.462]*

Dalam riwayat lain yang lain, Abu Darda` Radhiyallahu anhu mengatakan, “Tatkala Nabi diutus menjadi rasul, ketika itu aku adalah seorang pedagang. Aku ingin menggabungkan ibadahku dan pekerjaanku, namun keduanya tidak bisa bersatu. Kemudian aku pun meninggalkan pekerjaanku dan memilih beribadah kepada Allah Azza wa Jalla . Demi Allah Azza wa Jalla , alangkah senangnya seandainya aku memiliki toko di jalan menuju pintu masjid hingga aku tidak meninggalkan shalat. Aku bisa mendapatkan keuntungan empat puluh dinar dan bisa aku sedekahkan semua di jalan Allah Azza wa Jalla .”

Seseorang bertanya kepada beliau, “Wahai Abu Darda` Radhiyallahu anhu , kenapa engkau membenci hal (harta) itu?”

*Beliau menjawab, “Aku takut (hisab yang dahsyat). Pada hari kiamat Allah Azza wa Jalla akan menghisab hartaku ini dan bertanya kepadaku dua hal :*

Pertama : Darimana harta itu diperoleh, dan
Kedua : Kemana harta itu dibelanjakan. Harta yang halal ada hisabnya dan harta yang haram ada siksanya.” [Ash-Shahâbah hlm. 461-463]

Dalam riwayat lain Abu Darda` Radhiyallahu anhu mengatakan, “Aku senang seandainya aku bisa berdagang di jalan dekat pintu masjid, setiap harinya aku bisa memperoleh 300 dinar dan aku bisa mengerjakan shalat lima waktu di masjid. Aku tidaklah mengatakan, ‘Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tidak menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Akan tetapi aku lebih senang menjadi orang yang tidak dilalaikan oleh perdagangan dan jual beli dari beribadah kepada Allah Azza wa Jalla .’” [Al-Hilyah 1/20 / Ash-Shahabah hlm. 463]

_DI ANTARA PESAN-PESAN ABU DARDA RADHIYALLAHU ANHU_
Beliau mengatakan, *“Seandainya kalian mengetahui apa yang akan kalian lihat setelah kematian, pasti kalian tidak akan berselera untuk makan, minum, dan berteduh di dalam rumah. Kalian akan keluar menuju tempat-tempat yang tinggi dan memukul-mukul dada kalian serta menangisi diri-sendiri. Sungguh, aku lebih senang menjadi sebatang pohon yang dikunyah kemudian ditelan. [Az-Zuhd, Imam Ahmad/ Ash-Shahâbah hlm. 465]*

*Beliau Radhiyallahu anhu mengatakan, “Siapa yang banyak mengingat kematian, maka ia akan sedikit gembira dan jarang berbuat hasad”*

Beliau berkata, “Ada 3 hal yang membuatku tertawa dan 3 hal yang membuatku menagis. 3 hal yang membuatku tertawa yaitu :

1⃣Pertama : Orang yang cita-citanya adalah duniawi, padahal kematian selau mengintainya

2⃣Kedua: Orang yang lalai dari kematian, padahal kematian tidak pernah lalai kepadanya, dan

3⃣Ketiga: Orang yang berlalu banyak tertawa, ia tidak tahu apakah Allah Azza wa Jalla murka atau ridha kepadanya.

Adapun 3 hal yang membuatku menangis adalah, *dahsyatnya kiamat, terputusnya amal, dan keadaanku di hadapan Allah Azza wa Jalla , apakah akan dimasukkan di surga atau neraka*.”

Beliau juga pernah berkata, “Wahai manusia, injakkan kakimu ke tanah. Sesungguhnya sebentar lagi ia akan menjadi kuburmu. Wahai manusia, sesungguhnya hidupmu hanya beberapa hari, tiap kali waktu berlalu, berarti sebagian hidupmu telah pergi. Wahai manusia, engkau sekarang ini selalu menghabiskan umurmu sejak lahir dari rahim ibumu. ” Seorang penyair mengatakan:

نَسِيْرُ إِلَى اْلآجَالِ مِنْ كُلِّ لَحْظَةٍ وَأَيَّامُنَا تُطْوَى وَهُنَّ مَرَاحِلُ
وَلَمْ أَرَ مِثْلَ الْمَوْتِ حَقًّا كَأَنَّهُ إِذَامَا تَخَطَّتْهُ اْلأَمَانِيَّ بَاطِلُ
وَمَا أَقْبَحَ التَّفْرِيْطَ فِيْ زَمَنِ الصِّبَا فَكَيْفَ بِهِ وَالشَّيْبُ لِلرَّأْسِ شَاعِلُ
تَرَحَّلْ مِنَ الدُّنْيَا بِزَادٍ مِنَ التُّقَى فَعُمْرُكَ أَيَّامٌ وَهُنَّ قَلاَ ئِلُ

Kita berjalan menuju ajal dalam setiap detiknya
Hari-hari kita selalu berlalu, dan memiliki tahapan-tahapan

Aku belum pernah melihat ada sesuatu yang lebih meyakinkan daripada kematian
Seolah-olah, semua yang tidak dijangkau oleh angan-angan (kematian-pen), tidak bisa diterima.

Alangkah buruknya perbuatan kita (meninggalkan agama-pen) tatkala muda
Lantas, bagaimana seseorang itu tetap meninggalkan agama, padahal ubannya telah menyala

Berjalanlah kamu di dunia ini dengan bekal takwa
Karena, umurmu hanyalah beberapa hari, dan itu sangatlah sedikit

Demikian sosok sahabat yang agung, mudah-mudahan bisa kita jadikan sebagai suri teladan yang baik. Wallâhu a`lam

📚Referensi
1. Kitab Ash-Shahabah,Dr, Shalih bin Thaha Abdul Wahid, Maktabah Ghuraba
2. Usudul Ghâbah fi Makrifati Shahabah, Izzudin bin Atsir Abil Hasan Ali bin Muhammad al-Jaziri

🗒[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 11/Tahun XIII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl9 Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]



📱Sumber: https://almanhaj.or.id/3806-abu-darda-radhiyallahu-anhu-sahabat-yang-zuhud-dan-taat-beribadah.html
-===============-
🔄 *Published by* : _Grup Remaji Salafiyyah Kampar (RSK)_

Tema Artikel Islam : *Tauhid, Aqidah, Manhaj, Adab, Fiqih, Siroh (Nabi, Sahabat & Ulama, Tazkiyatunnafsi, Motivasi, dll.*
________🌱________
-===============-



=======🌸=======

📡 *Silahkan share, semoga menjadi amal jariyah*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar